Festival Teater Anak 2019, Pasukan Sastra 78 Gelar Pementasan soal Warisan

FTA bertujuan tumbuhkan rasa cinta terhadap seni teater Indonesia

Jakarta, IDN Times - Dalam rangka Festival Teater Anak 2019, Pasukan Sastra 78 menggelar pementasan dengan lakon Warisan Engkong di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Jumat (11/10). Festival Teater Anak (FTA) diselenggarakan Lembaga Teater Jakarta (LTJ) yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Kegiatan FTA tersebut sebagai media ekspresi grup-grup teater, khususnya teater anak-anak, dalam meningkatkan aktivitas dan kreativitas di bidang seni teater di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Botabek (Bogor, Tangerang, dan Bekasi). FTA pun bertujuan menumbuhkan rasa cinta bagi masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap seni budaya Indonesia, terutama seni teater.

"Ini tahun ketiga Pasukan Sastra 78 ikut ajang FTA. Di tahun ketiga ini, kami mau mencoba membawa pesan dan konsep yang berbeda dari pementasan sebelumnya. Namun, tetap pada ranah anak-anak," ujar guru sekaligus Pembina Pasukan Sastra 78 yang merupakan ekstrakurikuler dari SMPN 78 Jakarta, Gugum Okta Riansyah.

1. Budaya adalah warisan terbaik

Festival Teater Anak 2019, Pasukan Sastra 78 Gelar Pementasan soal WarisanIDN Times/Marwan F

Gugum juga menambahkan bahwa obrolan soal 'warisan' sepertinya menarik untuk dijadikan tema secara garis besar pada pementasan Pasukan Sastra 78 kali ini. Hal itu karena warisan selama ini kerap diidentikkan oleh sebagian masyarakat di Indonesia dengan materi.

"Kali ini kami ingin sampaikan kepada seluruh penonton bahwa 'budaya' adalah warisan terbaik. Berlatar perkampungan Betawi, sudah sangat tepat kami pilih, mengingat bahwa kami pun ada di tanah Betawi. Kebudayaan Betawi-lah yang dipilih untuk mewakili gambaran warisan," tutur pria yang memang memiliki hobi di dunia teater itu. 

Pementasan Warisan Engkong ini memang benar-benar terlihat ingin mewakili gambaran 'warisan' tersebut. Terbukti, setting panggung dibuat serealis mungkin agar kita benar-benar melihat kehidupan keseharian dari masyarakat Betawi.

Dari segi artistik, pementasan Warisan Engkong pun makin menguatkan betapa indahnya salah satu budaya yang ada di tanah Ibu Kota ini.

Gugum, yang merupakan pembuat naskah dan sutradara lakonWarisan Engkong, membalut pementasan tersebut dalam bentuk komedi.

"Kenapa saya memilih komedi Betawi? Karena anak-anak yang sekarang begitu membawa saya yakin membuat naskah komedi Betawi. Melihat superaktifnya anak-anak dalam berakting serta berimprovisasi, itu merupakan spontanitas yang luar biasa," tuturnya.

Juri pun mengapresiasi anak-anak yang tiada henti terkait dengan spontanitas yang natural pada saat evaluasi pementasan kemarin.

2. Warisan paling berharga Engkong Sueb

Festival Teater Anak 2019, Pasukan Sastra 78 Gelar Pementasan soal WarisanIDN Times/Marwan F

Lakon Warisan Engkong bercerita tentang seorang laki-laki tua yang biasa dipanggil Engkong Sueb. Berlatar di salah satu perkampungan Ibu Kota, Engkong Sueb ini ternyata memiliki 20 cucu yang mesti ia urus.

Akan tetapi, cucu-cucu Engkong Sueb ini selalu buat ulah di kampung. Warga selalu kewalahan melihat tingkah mereka. Engkong pun hampir mati dibuatnya.

Walakin, Engkong Sueb ini memiliki kepercayaan bahwa mereka semua akan berubah menjadi baik. Benar saja, cucu-cucu Engkong ini sudah tak berbuat ulah lagi.

Badrun, salah satu cucu Engkong, mendengar kabar bahwa sebentar lagi Engkong Sueb akan meninggal. Mereka yang mendengar kabar dari Badrun itu akhirnya mengatur strategi. Mereka berubah menjadi baik karena mau mengincar jatah warisan paling besar dari Engkong Sueb.

Pada akhirnya, Engkong Sueb tak meninggal. Ia pun tetap memberikan warisan yang paling berharga bagi dirinya kepada cucu-cucunya, yaitu menjaga kelestarian dan kebudayaan Betawi.

Topik:

  • Marwan Fitranansya
  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya