Ketika Inayah Wahid Ditawari Masuk Parpol yang Pernah Jatuhkan Gus Dur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Putri bungsu Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Inayah Wulandari Wahid, mengaku tidak tertarik untuk terjun ke dunia politik. Inayah merasa lebih nyaman di organisasi yang didirikannya sejak 2006 silam, Positive Movement.
Inayah aktif terlibat dalam aksi kaum muda yang menyebarkan nilai-nilai kebahagiaan dan semangat positif dalam kehidupan. Baginya, untuk menuju perdamaian tidak melulu dengan dialog antar agama.
Ia ingin menjangkau banyak orang, terutama pihak-pihak yang menilai pluralisme itu membahayakan. Ini menjadi salah satu upayanya meneruskan perjuangan sang ayah.
"Keluarga sudah sepakat, kalau urusan politik kita semua 'jorokin' mbak Yenny Wahid (putri kedua Gus Dur)," kata Inayah sembari terkekeh saat berbincang dengan IDN Times di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Inayah pun bercerita tentang banyaknya tawaran untuk terjun ke dunia politik kepada dirinya. Lantas, apa jawaban Inayah atas tawaran tersebut?
1. Inayah ditawarkan masuk partai politik yang menjatuhkan ayahnya
Inayah mengaku pernah ditawarkan masuk ke sebuah partai politik. Namun, ia tak tertarik lantaran latar belakang sejarah yang pernah mengusik ketentraman hatinya.
“Sering banget ditawarkan (masuk ke parpol), bahkan dengan partai politik yang sudah menjatuhkan bapak saya,” ujar dia.
Inayah separuh tak yakin dengan tujuan parpol yang mengajaknya itu. Padahal jelas-jelas hubungan mereka dengan keluarga Gus Dur tak terjalin baik.
“Partai-partai itu tanpa malu masih mau menggaet saya,” ujar Inayah.
2. Pentingnya memutus mata rantai kebencian jelang Pilpres 2019
Editor’s picks
Inayah mengatakan jelang Pilpres 2019, setiap orang harus memutus mata rantai kebencian terlebih dahulu. Sementara, millennials harus semakin kritis dalam melihat segala sesuatu dari berbagai sisi.
Kata Inayah, hal tersebut melihat kecanggihan teknologi dan banyaknya informasi yang akan menjadi santapan millennials saat ini.
“Sekarang tugas millennials harus benar-benar menyaring informasi tersebut, sehingga akan menjadi kebiasaan sebagai kritikal naral,” ujar Inayah.
Baca Juga: Eksklusif: Ge Pamungkas Bicara Soal Politik, Gus Dur, dan Jokowi
3. Ternyata, millennials tak apatis dengan politik
Inayah mengatakan, dengan informasi yang sangat banyak dan mudah didapat saat ini, banyak masyarakat hanya melihat satu sisi tanpa melihat lingkup yang lain. Salah satunya dengan menilai millennials apatis dengan politik.
Inayah bercerita, kala itu dia sedang melakukan aksi kampanye Pancasila ke Denmark dan Swedia, ada anak muda asal Indonesia yang bertanya padanya ‘ apa yang harus mereka lakukan untuk Indonesia?’.
Menurut Inayah, hal tersebut adalah suatu bentuk kepedulian dan perhatian anak muda Indonesia terhadap negara, yang merupakan bagian dari politik.
“Saya gak percaya kalau ada yang mengatakan generasi anak muda saat ini tidak peduli, ya itu salah, mereka mainnya kurang jauh, mereka salah ketemu orang,” kata wanita yang kini juga aktif di dunia seni peran itu.
Baca Juga: Lobi Yenny Wahid, Prabowo Akan Temui Keluarga Gus Dur Besok