AHY Kritik Program Jokowi: IKN sampai KA Cepat JKT-Bandung 

AHY menilai proyek tersebut bisa ditunda

Jakarta, IDN Times — Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung berbagai hal dalam pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Pidato Kebangsaannya. AHY juga menyinggung soal pembangunan Ibukota Negara Baru (IKN) Nusantara sampai pembangunan Kereta Api (KA) Cepat Jakarta-Bandung.

Menurut putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, ada beberapa proyek strategis nasional yang bisa ditunda karena perekonomian rakyat yang belum membaik pasca pandemi COVID-19. Beberapa di antaranya seperti pembangunan IKN Nusantara dan KA Cepat Jakarta-Bandung. 

“Demokrat menyarankan agar dalam membangun megaproyek, perencanaan harus matang sehingga tidak mudah berubah di tengah jalan, yang bisa sangat merugikan keuangan negara, dan memberatkan pemerintah sendiri,” ujar AHY di JCC, Jumat (16/9/2022). 

Terkait IKN Nusantara, AHY menilainya sebagai sebuah megaproyek yang mungkin dilakukan. Pemindahan Ibukota dari Jakarta ke IKN Nusantara memang diperlukan sebagai pembangunan pusat pemerintahan baru. 

Namun menurutnya hal tersebut perlu dikonsepkan dan direncanakan dengan matang agar tak gagal dan merugikan negara. 

“Demokrat setuju, untuk pembangunan pusat pemerintahan baru. Mengingat kondisi kota Jakarta sudah tidak ideal lagi. Pembangunan IKN di Kalimantan Timur, juga dimungkinkan,” ujar dia. 

“Pemerintah harus memikirkan, ‘timing’ dan jangka waktu pembangunannya. Di seluruh dunia, pembangunan IKN memerlukan waktu yang cukup, dan waktunya dipilih dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi negara,” sambung AHY. 

Dia kemudian menyinggung protek KA Cepat Jakarta-Bandung yang pada akhirnya menggunakan APBN untuk pembangunannya. 

“Padahal pada awalnya pemerintah berjanji, tidak mengambil satu sen pun dari APBN. Nilai proyeknya pun,m semakin membengkak dari skema perhitungan awal,” ujar AHY. 

Menurutnya, Indonesia tak boleh terus menerus menambah utang negara. Pemerintahan seperti demikian disebut tak bijaksana. 

“Indonesia tentu tidak boleh terus menerus menambah utangnya. Juga sangat tidak bijaksana jika mega proyek itu didanai dari utang,” ucap AHY. 

Menurutnya, pemerintah hari ini bisa memilih opsi untuk menunda pembangunan proyek nasional strategis demi kemakmuran rakyat. Dia mengusulkan dana untuk pembangunan dua proyek tersebut dialokasilan untuk bantuan kepada masyarakat. 

“Apalagi kita tengah menghadapi krisis, dan tekanan ekonomi yang berat. Menunda pembangunan proyek nasional strategis, bukanlah sesuatu yang tabu. Menunda proyek pada kondisi saat ini, lebih baik daripada memaksakannya,” pungkas AHY.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya