Tren Minuman Kekinian, DPR Singgung Pengawasan Gula dalam Kemasan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times — Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDIP Rahmad Handoyo merespons isu kadar gula berlebih dalam minuman kemasan kekinian yang menjadi sorotan berbagai pihak. Pasalnya diduga ada kandungan gula berlebih dalam minuman kemasan.
Handoyo menilai idealnya ada kontrol serta pengawasan ketat terhadap makanan dan minuman siap saji yang mengandung gula.
Baca Juga: Disomasi Es Teh Indonesia Gegara Kritik Kemanisan, Pelanggan Minta Maaf
1. Komisi IX minta orangtua ingatkan anak-anak
Handoyo meminta para orang tua untuk mengingatkan anak0anaknya terkait bahaya gula dalam minuman kemasan. Dia menyebut Indonesia saat ini sudah menjadi negara nomor lima dengan penderita diabetes terbanyak sehingga perlu diingatkan.
“Ingat loh, Indonesia saat ini juara dunia nomor lima jumlah penderita diabetes. Kondisi ini harus dijadikan warning untuk menyelamatkan anak bangsa ini dari berbagai penyakit yang muncul akibat kebanyakan mengkonsumsi gula serta makanan dengan kadar gula tinggi,” kata Handoyo di Kompleks Parlemen, Selasa (27/9/2022).
Baca Juga: Heboh Minuman Manis Kekinian, Kemenkes Wanti-Wanti Hal Ini
2. Handoyo singgung banyak penyakit membebani keuangan negara
Editor’s picks
Handoyo menilai penyakit yang bisa dicegah melalui pola hidup sehat semestinya bisa dimaksimalkan oleh masyarakat. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi minuman kemasan tinggi gula.
Pasalnya, berbagai macam penyakit yang ditimbulkan akibat konsumsi gula berlebihan seperti gangguan jantung, gagal ginjal, struk, dan penyakit lainnya akan mengeruk dan membebani APBN melalui jaring pengaman sosial BPJS Kesehatan.
“Ya, ironislah, penyakit-penyakit yang timbul akibat kebanyakan mengkonsumsi gula maupun pola makan yang tidak sehat pada gilirannya membebani keuangan negara. Kenyataannya, setiap tahunnya, triliunnan uang rakyat habis digunakan untuk cuci darah, jantung struk maupun penyakit lainnya yang sebenarnya bukan penyakit menular. Kondisi seperti ini sangat membebani,” katanya.
3. Edukasi massif dari puskesmas ke masyarakat
Sebagai solusi untuk mengatasi kondisi yang kurang baik tersebut, Handoyo mengatakan, dinas kesehatan melalui fasilitas-fasilitas kesehatan seperti puskesmas posyandu, harus mengedukasi masyarakat secara massif terkait batas konsumsi gula harian.
“Masyarakat harus diingatkan, misalnya, anak-anak yang sudah mulai terkena diabetes, saat menuju dewasa, mereka sangat rentan dan beresiko bakal menanggung penyakit lainnya yang ditimbulkan penyakit gula berkepanjangan,” katanya.
Dia juga menambahkan hal yang paling penting untuk menyelamatkan masyarakat dari bahaya penyakit diabetes adalah menegakkan Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak Serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.
“Nah, aturan permen tahun 2013 tentang pencantuman kewajiban untuk mencantumkan nilai kadar gula garam dan lemak kan sudah ada dalam iklanya. Aturan ini harus benar- benar dilaksanakan dengan kontrol serta pengawasan yang ketat,” tutur dia.
Baca Juga: Viral Minuman Manis Kekinian, Profesor IDI Ungkap Bahaya Gula Berlebih