Waspadai Bjorka, DPR Minta KPU Antisipasi Hacker Data Pemilu 

Komisi II ingatkan Bawaslu soal pengamanan data

Jakarta, IDN Times — Hacker Bjorka menjadi sorotan dalam beberapa hari terakhir. Hacker anonim ini diketahui telah meretas beberapa data milik pemerintah, termasuk data surat-menyurat pemerintah Indonesia.

Sejumlah anggota Komisi II DPR RI ikut menyorot aksi hacker Bjorka. Beberapa anggota legislatif ini khawatir akan adanya potensi kebocoran data Pemilu pada 2024.

1. Komisi II ingatkan Bawaslu soal pengamanan data

Waspadai Bjorka, DPR Minta KPU Antisipasi Hacker Data Pemilu Ilustrasi surat suara (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Syamsurizal mengingatkan masalah keamanan data Pemilu dari serangan hacker, termasuk Bjorka.

Syamurizal mengaku khawatir dengan keberadaan peretas yang berportensi membuat penyelenggaraan Pemilu tak berjalan dengan baik.

“Hati ini di harian ibu kota dan di berita harian nasional kita baca persoalan data presiden pun sudah sedang dibongkar oleh kelompok Bjorka itu. Jadi tadi sudah disinggung tentang keberadaan Bjorka. Kita khawatir ini menjadi semacam alat yang membuat hasil penyelenggaraan pemilu menjadi tercela,” kata Syamsurizal, dalam rapat dengar pendapat di DPR, Senin (12/9/2022).

Baca Juga: Jokowi Lawan Bjorka, Bentuk Tim Khusus yang Diisi Polri hingga BIN

2. Perlu antisipasi dari pemerintah

Waspadai Bjorka, DPR Minta KPU Antisipasi Hacker Data Pemilu Anggota DPR dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera (Istimewa)

Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera juga ikut bersuara soal potensi kebocoran data Pemilu akibat gangguan peretas.

Mardani mendesak langkah yang bisa dilakukan pemerintah terhadap potensi kebocoran data. Menurutnya, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) bisa memelopori peningkatan kualitas demokrasi.

Dia memandang para peretas yang memperjualbelikan data itu merugikan proses rekrutmen yang dilakukan oleh partai politik.

“Menurut saya ini tidak bisa dibiarkan dan kasus hacker-hacker yang bermain jual data itu sangat mengancam proses partai-partai yang melakukan rekrutmen,” ujarnya.

3. Bjorka serukan perubahan di Indonesia

Waspadai Bjorka, DPR Minta KPU Antisipasi Hacker Data Pemilu Data 1,3 miliar nomor telepon seluler pengguna di Indonesia diduga bocor dan dijual di forum daring. (Tangkapan layar Forum Breached)

Sebelum terkena suspend, Bjorka melalui akun Twitter pribadinya @bjorkanism buka suara mengapa melakukan peretasan data di Indonesia. Dia menyebut memilih menjadi martir untuk membuat perubahan di negara yang antikritik.

“Negara ini sudah terlalu lama dijalankan secara sewenang-wenang dan tanpa perlawanan. Mereka yang mengkritik secara permanen ‘dihapus’ dengan cara yang salah. Berbagai cara telah dilakukan termasuk cara yang benar, apakah itu berhasil? Jadi saya memilih menjadi martit untuk membuat perubahan dengan menampar wajah mereka,” kata Bjorka, dikutip Minggu (11/9/2022).

Bjorka juga mengaku melakukan peretasan data pemerintah Indonesia karena mendengar cerita temannya seorang Warga Negara Indonesia (WNI) di Warsawa, Polandia.

Menurut cerita yang didapat Bjorka, pemerintahan Indonesia saat ini sangat kacau dan mudah diretas akibat perlindungan data pribadi yang buruk.

“Saya hanya ingin menunjukkan betapa mudahnya bagi saya untuk masuk ke berbagai pintu karena kebijakan perlindungan data yang buruk. Apalagi jika dikelola oleh pemerintah,” ujar Bjorka.

“Saya punya teman orang Indonesia yang baik di Warsawa, dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya indonesia. Aku melakukan ini untuknya,” sambung dia.

Baca Juga: Jokowi Lawan Bjorka, Bentuk Tim Khusus yang Diisi Polri hingga BIN

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya