Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Kementerian Agama juga memperkenalkan konsep ekoteologi dan kurikulum cinta untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dalam pendidikan agama. Kurikulum ini diharapkan membentuk karakter peserta didik agar mampu merayakan perbedaan sebagai nikmat, bukan ancaman.
“Semua agama mengajarkan cinta. Jika ada guru agama yang menanamkan kebencian, maka hakikatnya ia tidak mengajarkan agama itu sendiri,” kata dia.
Di sisi ekonomi keumatan, Kemenag tengah mendorong optimalisasi pundi-pundi umat seperti zakat, infak, wakaf, dan fidyah. Berdasarkan perhitungan, potensi dana umat Indonesia bisa mencapai Rp1.000 triliun per tahun.
“Kalau dana umat ini dikelola optimal, kemiskinan umat bisa diatasi tanpa bergantung pada pajak,” paparnya.
Untuk itu, pemerintah akan membentuk Lembaga Pemberdayaan Dana Umat (LPDU) sebagai pusat pengelolaan dana umat nasional di Ibu Kota.
Menag juga menegaskan, kerja sama internasional terus diperkuat. Indonesia aktif dalam forum MABIMS bersama negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei, Singapura, dan Kamboja. Selain itu, Kemenag menjalin kemitraan strategis dengan Arab Saudi, Mesir, hingga negara-negara Eropa dan Amerika dalam bidang pendidikan dan keagamaan.
“Insyaallah, tahun depan kita akan mulai panen hasil dari program-program Kementerian Agama ini. Kami yakin kontribusi Kemenag terhadap kedamaian, ketenangan, dan kerukunan nasional akan semakin nyata,” imbuhnya.