Lukman mengatakan semua umat beragama memahami dan mengamalkan ajaran agamanya tidak lepas dari teks atau kitab suci yang dianut masing-masing.
Melalui kitab suci, kata dia, umat beragama juga meneladani dan mengetahui riwayat dari orang-orang suci yang dikenal. Karena kitab suci atau teks tersebut, umat beragama terkadang cenderung terlalu berlebihan memahami teks-teks tersebut.
"Maka di sinilah tantangan kita saat ini. Karena di tengah-tengah kita sekarang muncul kecenderungan ekstrem, kecenderungan yang terlalu berlebihan dalam menyikapi, dalam memahami teks-teks itu," kata Lukman di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (16/5).
Ia pun mengungkapkan, sekarang sedang marak satu kalangan yang begitu terpaku dengan arti kata per kata di dalam kitab suci tersebut. Sehingga, kaum tersebut akan berpikiran konservatif atau tradisional.
"Satu kalangan begitu terpaku dengan pemahaman yang sangat harfiah dalam memahami teks. Sangat tekstualis. Itulah yang kemudian dikenal dengan kaum konservatif dalam memahami teks-teks yang ada," ujarnya.