Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
MAYORITAS PRIA. Dari jumlah 79 orang pengungsi, mereka terdiri dari 44 pria, 27 perempuan, dan delapan anak-anak. Foto oleh Windy Phagta/Rappler

Oleh Windy Phagta dan Habil Razali

BIREUEN, Indonesia —Beralas sederhana, puluhan warga muslim Rohingya asal Myanmar tidur pulas di ruangan menyerupai ruang kelas di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Cot Gapu, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.

Sabtu, 21 April 2018 subuh, sebelum matahari terbit, sejumlah pria bangun dari tidurnya. Mereka bergegas mengambil wudu untuk menunaikan salat subuh. Usai salat, mereka duduk termenung menunggu matahari muncul.

Sebagian dari mereka berulang kali berjalan berlalu-lalang, tanpa tujuan. Ada yang memilih bersantai sambil bercengkrama dengan temannya di depan ruangan. Masih di tempat yang sama, sebagian dari mereka menyantap makanan ringan yang sebelumnya diberikan oleh petugas.

Tidak terpaut jauh dari ruangan itu, sebuah mobil tangki air milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bireuen terparkir. Di sampingnya, berdiri sebuah tenda yang berfungsi sebagai dapur umum. Petugas di sana mulai bekerja menyiapkan sarapan kepada pengungsi.

Default Image IDN

Saat hari mulai terang, matahari sudah terlihat, para pengungsi pria segera mandi. Selain itu, mereka juga mencuci pakaian. Ataupun sekadar menggosok gigi dan cuci muka bagi mereka yang agak malas mandi di pagi itu.

Berbeda dengan pria, warga Rohingya perempuan lebih dulu mengurus anak mereka. Misalnya memandikan sang anak dan membuang popok anak. Popok dikeluarkan dari ruangan tempat mereka menginap. Bau tak sedap menyeruak ke udara. Tampaknya sepanjang malam tadi popok itu dibiarkan di dalam ruangan.

Ruangan tempat pengungsi perempuan tinggal, tampak sederhana sekali. Ibu dan anak tidur beralaskan terpal. Kondisinya sangat kotor dan bau. Saat sang ibu sibuk dengan pekerjaannya, anak-anak asik bermain balon dan berlarian di halaman depan ruangan.

Tidak ada aktivitas berarti dari 79 pengungsi muslim Rohingya asal Myanmar di tempat pengungsian mereka di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Cot Gapu, Bireuen. Mereka dipindahkan ke sana pada Jumat, 20 April sore. Sebelumnya, mereka diistirahatkan sementara di warung rekreasi Pantai Kuala Raja, Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen, tempat mereka pertama kali berlabuh di tanah Serambi Mekah.

Terdampar dan kelelahan

Pada Jumat, 20 April 2018, sekitar pukul 14:00 WIB, sebanyak 79 muslim Rohingya terdampar di Pantai Kuala Raja. Mereka ditarik oleh nelayan setempat ke bibir pantai. Mereka tampak kelelahan. Bahkan, lima orang dari mereka harus segera diinfus begitu menyentuh daratan.

Dari jumlah 79 orang, mereka terdiri dari 44 pria, 27 perempuan, dan delapan anak-anak. Kapal yang mereka tumpangi digiring oleh  kapal nelayan Aceh saat berada di perairan untuk melabuh di bibir Pantai Kuala Raja.

Default Image IDN

Saat tiba di pantai, nelayan dan warga setempat dengan cepat mengevakuasi mereka ke pondok rekreasi yang berada di pantai. Di sana, mereka diberikan minuman dan makanan. Bantuan dari pemerintah setempat pun berangsur masuk.

Sekitar pukul 17:30 WIB, mereka dipindahkan ke SKB Cot Gapu sebagai tempat pengungsian sementara. Pemerintah Kabupaten Bireuen mengatakan siap menampung mereka untuk sementara waktu. Di SKB, 44 pengungsi pria diinapkan dalam dua ruangan berbeda.

Empat perempuan berada dalam sebuah ruangan dengan jarum infus masih menancam di tangannya. Mereka mendapat perawatan medis karena terserang dehidrasi. Sedangkan perempuan lain dan anak-anak ditempatkan dalam sebuah ruangan yang sedikit lebih luas.

“Sesuai arahan, mereka harus ditempatkan di tempat yang layak, kami arahkan ke sini, untuk logistik kami yang bertanggung jawab di sini dari Dinas Sosial Kabupaten Bireuen,” ujar Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Bireuen, Zulfikar, Sabtu, 21 April 2018.

Tagana Dinas Sosial Bireuen menyiapkan 15 anggotanya untuk memenuhi logistik para pengungsi. Mereka juga menyiapkan nasi, mie instan, ikan sarden, dan telur mata sapi.

Terombang-ambing di laut

Editorial Team

Tonton lebih seru di