IDN Times/Irfan Fathurochman
Untuk itu, Lukman menyebutkan, UIII nantinya tak hanya memiliki fakultas dan perpustakaan layaknya kampus. Kampus ini juga akan memfasilitasi berdirinya pusat peradaban Islam, pusat kajian strategis Islam, pusat studi kawasan Islam, serta museum seni dan budaya Islam, yang akan menjadi pusat preservasi ragam artefak serta manuskrip Islam Nusantara.
Selama ini, kata Lukman, jika internasional membicarakan peradaban Islam, yang selalu mengemuka adalah peradaban Islam Arab, Peradaban Islam Persia, atau Peradaban Islam Turki, tanpa menyebut peradaban Islam Indonesia.
Padahal, sejarah peradaban Islam Indonesia atau Nusantara telah melewati rentang waktu yang amat panjang selama berabad-abad, serta telah mewariskan satu karakter Islam wasathiyah (moderat), yang terbukti handal mengembangkan nilai-nilai Islam dalam lingkungan budaya yang plural dan toleran.
"Dengan dibangunnya kampus ini, kita harus pastikan bahwa kelak, perbincangan peradaban Islam di dunia akademik internasional tidak lagi hanya terbatas pada peradaban Islam di dunia Arab, Persia, atau Turki, melainkan termasuk dan tak terpisahkan di dalamnya peradaban Islam Indonesia," kata Menag.
Menag menyebutkan dalam rangka mensinergikan nilai-nilai keislaman dengan keilmuan, UIII juga tidak hanya akan mencetak sarjana, tapi juga menyiapkan imam-imam Muslim berkelas internasional, yang akan menjadi duta-duta perdamaian dunia, penyambung lidah inspirasi nilai-nilai Islam washatiyah Indonesia kepada dunia internasional.