Selain akan menghadapi beberapa partai besar, Hanura juga harus melihat kekuatan mereka sendiri. Sejak didirikan pada 14 November 2006, Hanura telah dua kali mengikuti pemilu, yakni pada 2009 dan 2014.
Pada pemilu perdana mereka di tahun 2009, Hanura berhasil meraup 3.922.870 suara atau 3,8 persen dari suara sah nasional. Angka ini membuat Hanura menempati peringkat 9 dalam perolehan suara terbanyak.
Bukan hasil yang mengecewakan mengingat status mereka sebagai pendatang baru. Apalagi pada pemilu berikutnya (2014), Hanura berhasil meraih 6.579.498 suara atau 5,26 persen dari suara sah nasional.
Namun, meski mendapatkan lebih banyak suara pada Pemilu 2014, perolehan kursi Hanura di legislatif justru melorot. Dari semula 18 kursi pada pemilu 2009 menjadi hanya 16 kursi pada pemilu 2014.
Selain itu, pada Pemilu 2014, Hanura juga hanya menempati urutan ke-10 dari 15 partai peserta pemilu. Suara Hanura pada pemilu 2014 hanya lebih banyak dari suara yang diraih Partai Bulan Bintang (1.825.750) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Sehingga, jika melihat rapor Hanura pada dua pemilu sebelumnya, rasanya akan sulit bagi mereka memenuhi target menjadi pemenang Pemilu 2019. Tapi tak ada salahnya mematok target tinggi, kan?