Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin (kiri) mewakili Presiden Prabowo Subianto hadir di acara Parade Hari Kemenangan ke-80 Rusia di Moskow. (www.instagram.com/@kemhanri)
Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin (kiri) mewakili Presiden Prabowo Subianto hadir di acara Parade Hari Kemenangan ke-80 Rusia di Moskow. (www.instagram.com/@kemhanri)

Intinya sih...

  • Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mewakili Prabowo dalam parade hari kemenangan ke-80 di Moskow.
  • Lebih dari 20 pemimpin negara termasuk Indonesia hadir menyaksikan momen bersejarah tersebut.
  • Presiden Ukraina mewanti-wanti agar para pemimpin dunia tidak ikut hadir di parade kemenangan tersebut.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin mewakili Presiden Prabowo Subianto menghadiri acara Parade Perayaan Hari Kemengan Rusia yang ke-80, di Moskow, Jumat, 9 Mei 2025. Padahal, undangan kepada Prabowo untuk hadir di Victory Day atas Peperangan Patriotik Raya disampaikan secara langsung Wakil Perdana Menteri pertama Federasi Rusia, Denis Manturov, ketika berkunjung ke Jakarta pada 15 April lalu. 

"Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mewakili Prabowo dalam parade hari kemenangan ke-80 yang digelar pada Jumat kemarin di Lapangan Merah, Moskow. Parade yang dipimpin oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin," ujar Kepala Biro Informasi Pertahanan, Frega Wenas melalui keterangan tertulis pada Sabtu (10/5/2025). 

Ia menambahkan, lebih dari 20 pemimpin negara termasuk Indonesia hadir menyaksikan momen bersejarah tersebut.

"Peringatan itu menjadi pengingat penting bagi Indonesia bahwa menjaga kedaulatan tidak semata tentang mempertahankan wilayah, tetapi juga tentang membangun identitas nasional yang kuat, berakar pada nilai-nilai sejarah dan semangat perjuangan bangsa," katanya. 

1. Menhan Sjafrie saksikan parade alutsista milik Rusia

Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin (ketiga dari kanan) mewakili Presiden Prabowo Subianto hadir di acara Parade Hari Kemenangan ke-80 Rusia di Moskow. (www.instagram.com/@kemhanri)

Di dalam keterangan tertulis tersebut, tidak dijelaskan mengapa Prabowo absen dalam undangan parade Victory Day Rusia. Tetapi, di acara tersebut Presiden China, Xi Jinping memenuhi undangan itu dan melakukan kunjungan kenegaraan selama empat hari.

Sementara, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy telah mewanti-wanti agar para pemimpin dunia tidak ikut hadir di parade kemenangan tersebut. Bila mereka memutuskan tetap hadir, maka akan merusak sikap netral yang selama ini sudah dideklarasikan dalam perang Rusia-Ukraina. 

Di dalam parade itu, Sjafrie turut menyaksikan parade alutsista yang dimiliki Rusia. Ribuan prajurit militer ikut memeriahkan parade Victory Day tersebut. 

2. Kedatangan Menhan usai merebak isu Rusia ingin menempatkan pesawat militer di Biak

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ketika rapat dengan komisi I DPR. (www.instagram.com/@sjafrie.sjamsoeddin)

Kedatangan Menhan Sjafrie di Moskow terjadi setelah merebak isu adanya permintaan dari Pemerintah Rusia yang ingin menempatkan pesawat militer di pangkalan milik TNI Angkatan Udara (AU) di Manuhua, Biak Numfor, Papua.

Pemberitaan itu kali pertama dilaporkan situs pertahanan yang terafiliasi Amerika Serikat (AS), Janes. Situs tersebut melaporkan permintaan resmi telah diajukan Pemerintah Rusia ke Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin. 

Rumor tersebut kemudian menuai respons dari Australia. Negeri Kanguru keberatan bila ada kehadiran unsur militer Rusia di kawasan Asia Pasifik.

"Terkait pemberitaan tentang usulan penggunaan pangkalan Indonesia oleh Rusia, Kemhan mengklarifikasi pemberitaan itu tidak benar," ujar Kepala Biro Pertahanan Kemhan, Frega Wenas Inkiriwang pada 15 April 2025 lalu. 

Ia mengatakan, Menhan Sjafrie telah berkomunikasi dengan Wakil Perdana Menteri Australia, Richard Marles. Jenderal bintang satu itu mengatakan, Marles telah mendapat penjelasan soal isu penggunaan Lanud Manuhua untuk pesawat militer Rusia tidak benar sama sekali. 

"Wakil Perdana Menteri Australia, Richard Marles telah berkomunikasi dengan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin. Ia mendapat penjelasan terkait penggunaan pangkalan udara Indonesia oleh Rusia tidak benar karena sejauh ini tidak pernah ada permintaan tersebut," tutur dia.

3. Kremlin sebut isu permintaan penempatan pesawat militer di Biak hoaks

Ilustrasi Istana Kremlin, Rusia. (unsplash.com/Michael Parulava)

Sementara, stasiun berita ABC Australia, telah mengonfirmasi isu tersebut ke Pemerintah Rusia. Kremlin menyebut isu itu adalah hoaks.

Meskipun pada 2017 lalu Rusia mengirimkan dua pesawat pengebom Tupolev Tu-95MS Bears ke Bandara Frans Kaisiepo, Papua, namun Rusia ketika itu menyebut pengiriman dua pesawat tersebut merupakan bagian dari latihan bersama di bidang intelijen. 

Editorial Team