Menilik Gaya Debat 3 Cawapres, Antara Etika, Gimik dan Strategi

Jakarta, IDN Times - Capres nomor urut satu Anies Baswedan menyinggung etika cawapres nomor urut Gibran Rakabuming Raka, usai debat capres-cawapres keempat Pemilu 2024, dalam jumpa pers di JCC Senayan, Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024.
Anies menegaskan calon wakil presiden perlu menyikapi dengan bijaksana etika dalam berdebat. Dia memuji sikap terhormat cawapres nomor urut tiga, Mahfud MD, dan pasangannya, Muhaimin Iskandar atau Gus Imin, saat menyampaikan gagasan. Menurutnya, setiap kandidat seharusnya berdebat dengan penuh rasa hormat.
“Etika dalam prosesnya dijaga, dan itu yang membuat Gus Imin dan Pak Mahfud tampak kelihatan sama,” ujar Anies, seusai menghadiri debat capres-cawapres ronde keempat.
Diketahui, debat capres-cawapres keempat bertemakan "Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa".
1. Debat ronde keempat menunjukkan karakter asli cawapres
Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, mengatakan debat capres-cawapres ronde keempat menunjukkan karakter asli tiga cawapres. Meskipun muncul berbagai hal yang kontroversial, dia meyakini, pemilih dapat menilai sendiri.
“Saya kira debat semalam itu para cawapres itu makin menunjukkan karakter aslinya, dan kemudian lebih merasa bebas untuk saling mengadu dan menguji gagasan program dan juga visi misi antar calon,” kata dia, usai Media Talk di kantor KemenPPPA, Jakarta Pusat, Senin, 22 Januari 2024.
Titi mengatakan, meski ada tindakan yang menimbulkan kontroversi, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa debat seharusnya fokus pada gagasan dan program, bukan upaya menjebak lawan dengan hal tidak substantif.
“Kan debat itu memang momentum dimana masyarakat bisa menilai para calonnya,” kata dia.
Titi mengatakan pemilih perlu mempertimbangkan pemimpin yang dibutuhkan adalah yang matang, mampu menawarkan kebijakan yang meyakinkan, dan dapat menjawab persoalan masyarakat. Menurutnya jika Presiden Joko “Jokowi” Widodo ingin mengubah format debat, hal tersebut sebaiknya didasarkan pada refleksi dari debat terakhir.
“Jadi saya kira kalau pak Jokowi ingin meminta perubahan format debat mungkin juga harus diminta berdasarkan refleksi dari debat yang keempat semalam,” katanya.