Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menkes Minta Dokter dari TNI Ditugaskan di RS Daerah Rawan

IMG-20250722-WA0059.jpg
Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyepakati nota kesepahaman di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat (22/7/2025) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Intinya sih...
  • Menkes minta dokter dari TNI ditugaskan di RS daerah rawan
    • Dokter tentara lebih bisa membela diri
    • Banyak tenaga kesehatan alami kekerasan hingga dibunuh
    • Rumah sakit dibangun di 66 kabupaten/kota tertinggal

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta agar dokter dari TNI ditugaskan di rumah sakit (RS) yang berada di daerah rawan.

Hal tersebut disampaikan Budi saat menyepakati nota kesepahaman dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar, terkait optimalisasi bidang farmasi dan kesehatan di kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025) malam.

1. Menkes menilai dokter dari kalangan tentara lebih bisa membela diri

IMG-20250722-WA0060.jpg
Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyepakati nota kesepahaman di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat (22/7/2025) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Budi mengungkap alasan mengapa ia meminta agar dokter dari kalangan tentara atau lulusan Universitas Pertahanan lebih baik ditugaskan di daerah rawan. Menurutnya, tenaga kesehatan dari kalangan militer memiliki kemampuan membela diri lebih baik.

"Kebetulan Pak Menhan ini punya Universitas Pertahanan, itu ada dokter-dokternya. Kalau dokter lulusan sana dan dokter tentara kan seenggaknya lebih percaya dirilah. Kalau misalnya ada ancaman mereka tahu bagaimana caranya membela diri dengan jauh lebih baik," kata dia dalam jumpa pers di lokasi.

2. Menkes soroti banyak tenaga kesehatan yang alami kekerasan hingga dibunuh

Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam acara Real Talk with Uni Lubis pada Sabtu (17/8/2024). (IDN Times/Rendy Septian Anwar & Krisnaji)
Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam acara Real Talk with Uni Lubis pada Sabtu (17/8/2024). (IDN Times/Rendy Septian Anwar & Krisnaji)

Sebab, kata Budi, masih banyak kasus kekerasan hingga pembunuhan tenaga kesehatan yang bertugas di daerah terpencil dan rawan.

"Kita minta tolong ke Pak Menhan ini adalah operasionalnya juga. Karena kita pasti sudah lihat kan ada dokter yang ditembak, ada perawat yang ditusuk di daerah-daerah sana kan rawan sekali," tutur dia.

3. Ditargetkan RS dibangun di 66 kabupaten/kota tertinggal

IMG-20250625-WA0010.jpg
Presiden Prabowo Subianto meresmikan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I.G.N.G Ngoerah, Bali, Rabu (25/6/2025) (dok. Istimewa)

Budi menuturkan, Kemenkes bersama Kemhan juga menyepakati kerja sama untuk membangun rumah sakit di daerah terpencil dan rawan. Program ini sesuai dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto.

Ia menjelaskan, ditargetkan total RS tipe C bisa didirikan di 66 kabupaten/kota tertinggal. Dari total target tersebut, 22 di antaranya sudah mulai dibangun. Kemudian, tahun depan akan ada sekitar 12 sampai 14 unit RS yang akan dibangun di wilayah yang termasuk daerah zona merah.

RS ini nantinya dibangun dengan kemampuan layanan setara dengan yang mayoritas ada di Pulau Jawa. Ia berharap, Kemhan dan TNI melalui Korps Zeni dilibatkan dalam pembangunan RS untuk menjamin keamanan.

"Itu sebabnya pertama kita minta tolong, Pak Menhan tolong kalau bisa yang bangunnya kerja sama dengan Kementerian Pertahanan supaya yang membangunnya nanti aman, kalau perlu tim dari Kementerian Pertahanan juga ikut karena ada zeni-nya," tuturnya dia.

Selain itu, Budi berharap ke depan Kemhan semakin memperbanyak RS milik TNI yang juga difungsikan untuk melayani masyarakat sipil.

"Kita minta tolong juga dengan Pak Menhan, Pak Menhan ini punya banyak RS. Rumah sakit ini melayani kesehatan masyarakat, memang utamanya tentara. Tapi saya bilang ya kalau bisa dibuka lebih luas dari tentara, karena RSPAD itu bukan hanya tentara yang masuk ke sana, semua orang sipil pun banyak masuk ke RSPAD. Nah bisa nggak ini dikembangkan, kebetulan juga ada rumah sakit baru yang dibangun dengan Rumah Sakit Sudirman itu besar sekali," jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us