Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto akan menyerahkan gaji pertamanya sebagai menteri, untuk membantu program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Dilansir Antara, penyerahan gaji Menkes Terawan merupakan upaya membantu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan mengatasi defisit pengelolaan jaminan kesehatan.
Terawan mengatakan baginya gaji pertama adalah gaji yang diserahkan kepada Yang Maha Kuasa. Sehingga, penyerahan gaji merupakan gerakan moral untuk membantu defisit.
"Saya melihat karena ini rakyat yang bermasalah, yang menderita karena persoalan ini. Maka saya tergerak hati saya dan juga menggerakkan kementerian saya untuk berkontribusi, yang mungkin kalau dihitung gak banyak. Tapi ukuran banyak atau tidak itu angka," kata dia, di kantor BPJS Kesehatan, Jakarta, Jumat (25/10).
Sementara, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengapresiasi rencana Terawan menyumbangkan gaji pertamanya sebagai menteri, untuk mendukung pengelolaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Fachmi akan menyiapkan regulasi dan mekanisme penyampaian dana tersebut untuk dikelola BPJS Kesehatan, agar dapat dipertanggungjawabkan.
"Itu kita harus apresiasi, kita menghargai. Itu menurut saya out of the box. Jadi jangan dilihat nilainya, lihat niatnya, itu yang harus kita apresiasi," kata dia.
Satu hari setelah serah terima jabatan, Terawan langsung turun ke lapangan. Pekerjaan pertama yang dilakukan adalah mengunjungi kantor BPJS Kesehatan di Jakarta Pusat, untuk membahas berbagai persoalan tentang JKN.
Menkes tiba di kantor BPJS Kesehatan pukul 09.00 WIB didampingi jajaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan langsung disambut Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris bersama jajaran direksi.
Terawan langsung melakukan rapat internal dengan jajaran direksi BPJS Kesehatan, yang dipimpin Fachmi Idris.
Dalam sambutan saat sertijab, Menkes Terawan akan fokus dengan empat masalah kesehatan di Indonesia sesuai arahan langsung dari Presiden Joko Widodo.
"Ada dua isu utama yaitu masalah stunting dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kemudian harga obat dan alat kesehatan yang tinggi, serta rendahnya penggunaan alat kesehatan buatan dalam negeri. Maaf ya ibu (Nila F Moeloek) saya harus sampaikan dengan suka cita agar menemukan solusi," ujar Terawan di Auditorium Siwabessy Gedung Sujudi, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Selatan, Kamis (25/10) malam.