Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menko PMK Pratikno tinjau proses penanganan bencana tanah longsor di Dusun Situkung
Menko PMK Pratikno tinjau proses penanganan darurat bencana tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, pada Selasa (18/11/25). (Dok. Kemenko PMK)

Intinya sih...

  • Bencana hidrometeorologi meningkat di berbagai daerah

  • Penanaman pohon jadi upaya mitigasi bersama

  • Penanaman serentak dilakukan di 4 provinsi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mendorong masyarakat luas menjadikan penanaman pohon, sebagai gerakan bersama dalam menghadapi meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi. Ia menyebut Indonesia memiliki kekayaan vegetasi yang harus dimaksimalkan untuk mitigasi bencana, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Pratikno saat menghadiri kegiatan Penanaman Vegetasi untuk Mitigasi di Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, yang dipusatkan di Eiger Adventure Land, Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/11/2025). Kegiatan ini juga menjadi momentum peringatan Hari Pohon Sedunia. 

"Gerakan ini tidak boleh hanya menjadi kegiatan pemerintah atau BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Ini harus menjadi gerakan 287 juta masyarakat Indonesia. Yang bukan hanya untuk mencegah bencana, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga," ujarnya.

1. Bencana hidrometeorologi meningkat di berbagai daerah

Menko PMK Pratikno tinjau proses penanganan darurat bencana tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, pada Selasa (18/11/25). (Dok. Kemenko PMK)

Menko PMK menyampaikan Indonesia tengah menghadapi lonjakan kejadian banjir dan tanah longsor. 

"Kita semua sudah merasakan betapa beratnya menghadapi bencana. Beberapa waktu lalu banjir besar di Bekasi, dan saya bersama Kepala BNPB baru saja dari Banjarnegara melihat langsung beratnya kondisi masyarakat," ujar Menko PMK.

Pratikno menyebut sejumlah wilayah seperti Malang, Cilacap, Banjarnegara, Majenang, Wonosobo, hingga Papua menjadi contoh nyata dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.

Pratikno juga menyoroti deforestasi serta penanaman tanaman berakar dangkal yang memperparah longsor, sedimentasi, dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang ditinggali lebih dari 3,5 juta jiwa, dan sangat rentan terhadap banjir apabila pengelolaan lingkungan di hulu tidak diperbaiki.

2. Penanaman pohon jadi upaya mitigasi bersama

Menko PMK Pratikno tinjau proses penanganan darurat bencana tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, pada Selasa (18/11/25). (Dok. Kemenko PMK)

Pratikno menegaskan penanggulangan risiko bencana tidak dapat dilakukan secara terpisah. Gerakan penanaman pohon harus dilakukan secara masif, berkelanjutan, dan memanfaatkan vegetasi yang memiliki nilai ekologi sekaligus ekonomi. 

“Ini bukan sekadar kerja menanam. Ini kerja menggerakkan hati dan pikiran masyarakat. Infrastruktur hijau harus kita perkuat. Selain itu tetap dibutuhkan infrastruktur pendukung seperti waduk, kolam retensi, dan penguatan sistem hilir. Oleh karena itu ini kerja bersama, bukan kerja satu lembaga," tegasnya.

Menko PMK juga menekankan pentingnya pendekatan religius sebagai penguat budaya menanam pohon. Ia mendorong tokoh agama untuk menyampaikan pesan menanam pohon sebagai amal jariyah agar partisipasi masyarakat semakin luas.

3. Penanaman serentak dilakukan di 4 provinsi

Penanaman pohon dalam rangka restorasi area hijau sekitar parkiran Eiger kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/10/2025). IDN Times/Linna Susanti.

Kepala BNPB Suharyanto melaporkan penanaman vegetasi dilakukan bersamaan di empat provinsi dengan total 14.500 bibit. Provinsi Banten menanam 14.500 bibit, Provinsi Jawa Barat 123.720 bibit, Provinsi Jawa Tengah 68.250 bibit, dan Provinsi Jawa Timur 20.000 bibit. 

Bibit yang ditanam mencakup pohon keras, pohon buah, mangrove hingga vetiver sesuai kondisi lingkungan masing-masing daerah. Sebanyak 2.980 personel dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, dan relawan terlibat dalam kegiatan tersebut.

Penanaman dimulai dengan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya penanaman pohon serentak di empat provinsi, serta penanaman pohon secara simbolis oleh Menko PMK yang menanam pohon Ki Riung Anak sebagai wujud komitmen mitigasi berbasis vegetasi.

Editorial Team