Penutupan Program Direct Action Swiss, BNPB: Awal Kolaborasi Baru

- Penutupan Program Direct Action Swiss di Indonesia yang telah berlangsung sejak 2023
- Dampak nyata program Direct Action dalam peningkatan kapasitas penanggulangan bencana di Indonesia
- Kerja sama diperpanjang hingga 2030, antara BNPB dan SDC untuk kolaborasi baru dalam memperkuat manajemen risiko bencana.
Jakarta, IDN Times – Pemerintah Swiss resmi menutup program Direct Action yang telah mendukung penanggulangan bencana di Indonesia sejak 2023. Program ini dinilai memberi kontribusi besar terhadap peningkatan kapasitas dan kesiapsiagaan bencana di Tanah Air. Acara penutupan berlangsung di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (13/11/2025).
“Atas nama Badan Nasional Penanggulangan Bencana, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Swiss, khususnya melalui Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC) dan Kementerian Luar Negeri Swiss, atas dukungan, kepercayaan, dan kemitraan yang telah terjalin erat dengan BNPB selama ini,” ujar Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian.
1. Dampak nyata program Direct Action

Selama tiga tahun pelaksanaannya, program Direct Action telah memberikan dampak nyata bagi peningkatan kapasitas penanggulangan bencana di Indonesia. Program ini mencakup berbagai kegiatan penting, mulai dari peningkatan kemampuan dalam melakukan kajian risiko bencana, serta penerapan cost-benefit analysis untuk investasi pengurangan risiko.
Selain itu, program ini juga berperan dalam memperkuat Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) dan meningkatkan kapasitas para jurnalis melalui inisiatif Wartawan Peduli Bencana (Wapena). Di bidang sistem peringatan dini, Direct Action turut membantu pengembangan sistem peringatan dini di kawasan Gunung Semeru.
Tak hanya itu, dukungan juga diberikan dalam bentuk bantuan logistik berupa tenda yang digunakan pada situasi pra-darurat, maupun tanggap darurat, termasuk ketika terjadi gempa bumi di Cianjur.
“Capaian ini mencerminkan semangat kerja sama yang saling menghargai, dan saling belajar antara kedua negara,” ujar Rustian.
2. Kerja sama diperpanjang hingga 2030

Meski program Direct Action telah berakhir, BNPB memastikan hubungan dengan Pemerintah Swiss tetap berlanjut. Rustian mengungkapkan Nota Kesepahaman (MoU) antara BNPB dan SDC telah diperpanjang hingga 2030.
BNPB berharap, kolaborasi baru ke depan dapat mencakup program lain yang berorientasi pada penguatan sistem penanggulangan bencana yang tangguh, inklusif, dan berbasis ilmu pengetahuan.
“Kita sudah memperpanjang Memorandum of Understanding antara BNPB dan SDC hingga 2030,” kata Rustian.
Duta Besar dan Kepala Divisi Asia-Pasifik, Departemen Luar Negeri Swiss, Markus Leitner, menyampaikan, pemerintahnya sangat mendukung penanggulangan bencana di Indonesia. Ia mengingatkan SDC telah lama memberikan bantuan kemanusiaan, seperti saat tsunami Aceh (2004) dan gempa Palu (2018).
Namun, menurut Rustian, komitmen Swiss kini melampaui sekadar tanggap darurat. “Komitmen ini berakar kuat pada visi bersama untuk memperkuat ketahanan masyarakat, dan mendukung Indonesia dalam mencapai tujuan Resiliensi 2045,” ujarnya.
3. Kolaborasi dan inovasi lokal untuk memperkuat manajemen risiko bencana

Dukungan dalam bentuk Direct Action ini dijalankan SDC melalui pertukaran pengalaman dan keahlian yang dimiliki Swiss.
Program tersebut bertujuan membangun kolaborasi dengan berbagai mitra di Indonesia, serta mengembangkan solusi inovatif yang berakar pada potensi lokal untuk memperkuat manajemen risiko bencana.


















