Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menkomdigi Meutya Hafid
Menkomdigi Meutya Hafid dalam acara Hari Anak Sedunia 2025 di Hotel Lumiere, Jakarta, Kamis (20/11/2025). (IDN Times/Regina Sofya)

Intinya sih...

  • Adopsi AI dalam industri media membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

  • Kolaborasi antara media, pemerintah, dan industri menjadi kunci memperkuat daya saing Indonesia di mata dunia.

  • Pertumbuhan sektor ekonomi digital Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang pesat dengan nilai GMV diproyeksikan mencapai USD360 Miliar pada 2030.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mendorong industri media untuk mengadopsi kecerdasan artifisial (AI) dengan tetap mengedepankan etika dan integritas jurnalistik.

“Kita perlu menyampaikan pentingnya menjadi media yang bebas, tapi terus bertanggung jawab dan mengedepankan etika terutama saat AI diterapkan di dalam ekosistem jurnalistik,” kata Meutya dikutip dalam keterangan pers, Jumat (21/11/2025)

Hal ini disampaikan sebagai respons atas dampak positif dan tantangan yang dibawa teknologi tersebut dalam kolaborasi jurnalisme global dan konteks lokal pada peningkatan kualitas informasi yang diterima publik. Meutya menyatakan informasi yang lebih akurat membantu masyarakat, pelaku usaha, dan pembuat kebijakan mengambil keputusan yang lebih tepat di tengah pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

1. AI dalam industri media membawa dampak positif

ilustrasi bekerja di industri media (pexels.com/Fox)

Lebih lanjut Meutya menjelaskan adopsi AI dalam bisnis media diakui membawa dampak positif bagi industri. Namun, teknologi ini juga menghadirkan tantangan yang menuntut media untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku publik.

“Iklan digital tumbuh pesat dibandingkan iklan TV. Adopsi AI dalam bisnis media juga membawa dampak positif, tapi juga menghadirkan tantangan bagi media karena harus beradaptasi dengan perubahan perilaku publik,” kata Meutya.

Oleh karena itu, pemerintah mendorong industri media untuk tetap menjaga integritas dan erika jurnalistik dalam penggunaan AI.

2. Kolaborasi untuk ekosistem digital yang berdaya saing

ilustrasi kolaborasi (unsplash.com/Chris Liverani)

Tak hanya itu, Meutya menegaskan kolaborasi antara media, pemerintah, dan industri menjadi kunci memperkuat daya saing Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem bisnis media yang lebih kuat, transparan, dan meningkatkan daya saing Indonesia di mata dunia.

“Saya percaya kolaborasi ini akan membawa Indonesia kepada ekosistem bisnis yang lebih kuat, transparan, dan berdaya saing global,” ujar Meutya.

3. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia

(Ilustrasi ekonomi) IDN Times/Arief Rahmat

Sebelumnya, sektor ekonomi digital Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang pesat, dengan pertumbuhan Gross Merchandise Value (GMV) rata-rata 9 persen per tahun selama periode 2022-2024.

"Dengan pertumbuhan tersebut, nilai GMV Indonesia diproyeksikan mencapai sebesar USD360 Miliar pada 2030 dan menjadi motor utama ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara,” kata Meutya.

Lebih lanjut, Meutya menyebut peran media dalam mendukung pertumbuhan ini cukup krusial.  "Ekosistem ekonomi yang kompleks memerlukan jurnalisme yang mampu membaca data, memetakan tren, dan memberikan perspektif yang relevan bagi publik dan pelaku usaha." ujarnya.

Kolaborasi antara jurnalisme global dan konteks lokal dinilai mampu menghadirkan informasi yang akurat, kredibel, dan relevan bagi para pengambil keputusan di Indonesia.

Editorial Team