Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Uni Lubis

Jakarta, IDN Times -  Menteri Riset dan Teknologi yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brojonegoro, memprediksi vaksin virus corona akan tersedia di Indonesia pada Maret 2021. Hal tersebut ia sampaikan dalam rapat gabungan DPR RI bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang.

“Waktunya masih sulit diperkirakan meskipun Eijkman mengatakan kemungkinan paling cepat 1 tahun dari bulan Maret kemarin. Mudah-mudahan awal tahun depan sudah ada berita baik,” kata Bambang dalam rapat yang disiarkan langsung lewat YouTube TV Parlemen DPR, Selasa (5/5).

1. Pemerintah akan bekerja sama dengan negara pengembang vaksin

Hasil negatif uji sampel rapid test. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Bambang mengatakan, pemerintah akan mendorong kerja sama dengan negara-negara yang mengembangkan vaksin.

“Sehingga harapannya vaksin bisa ditemukan lebih cepat dan bisa langsung efektif terutama virus yang beredar di Indonesia,” kata dia.

2. Vaksin corona di Indonesia masih pada tahap awal

Peralatan rapid test untuk uji sampel COVID-19. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Ia mengatakan, lembaga Eijikman akan menjadi leading sector penemuan vaksi corona di Indonesia. Hingga saat ini, vaksin corona di Indonesia masih dalam tahap awal.

“Ada tiga jenis atau tiga tipe COVID-19 di Indonesia, tipe S, tipe G dan tipe V di luar tiga tipe itu ada yang disebut tipe lain yang belum terindentifikasi,” ujar dia.

3. WGS di Indonesia tidak termasuk dalam tiga kategori vaksin

Ilustrasi tes swab (IDN Times/GrabHealth)

Menristek mengatakan, terdapat tiga Whole Genome Sequencing yang dikirim ke Indonesia termasuk kategori lainnya. WGS ini kata dia tidak termasuk dalam kategori S, G, dan V.

“Ini baru awal tentunya akan dikirim banyak lagi WGS untuk melihat dari kategori apa COVID nanti atau virus COVID-19 yang ada di Indonesia. Ini menjawab anggota komisi VII kenapa Indonesia belum berpartisipasi dalam WGS,” kata dia.

Dia menjelaskan, WGS ini diperlukan untuk proses pembuatan vaksin, di mana setelah WGS dibuat protein rekombinan untuk menghasilkan anti-gen dan uji coba pada hewan, kemudian uji klinis pada manusia.

“Setelah itu dicoba pada skala produksi kemudian kita bisa produksi vaksin,” paparnya.

Editorial Team