PLTU Suralaya menyumbang 10 persen dari energi listrik kebutuhan Jawa, Madura dan Bali dengan kapasitas Daya Mampu Netto (DMN) dan Daya Mampu Pasok (DMP) sebesar 3.221,6 MW. (dok. PLN)
Sementara itu Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengungkapkan pihaknya siap menjaga keandalan semua unit pembangkit tak terkecuali PLTU Suralaya yang menjadi tulang punggung kelistrikan area Jawa, Madura dan Bali (Jamali).
"PLTU Suralaya menyumbang 10 persen dari energi listrik kebutuhan Jawa, Madura dan Bali dengan kapasitas Daya Mampu Netto (DMN) dan Daya Mampu Pasok (DMP) sebesar 3.221,6 MW. Untuk mendukung kelancaran operasional tersebut, kami mengerahkan 484 personel siaga yang dilengkapi peralatan lengkap dan alat pelindung diri," terang Edwin.
Edwin menambahkan PLTU Suralaya juga telah menerapkan program co-firing, sehingga dapat mengurangi emisi karbon serta sebagai green booster dalam akselerasi transisi energi di Tanah Air.
"PLTU Suralaya telah mengimplementasikan co-firing mulai tahun 2021 secara berkelanjutan sampai saat ini, di mana hingga November 2024 total produksi listrik co-firing mencapai 538 Giga Watt Hour (GWh). Pada 2024 pencapaian energi hijau sebesar 175,93 GWh," pungkasnya (WEB).