Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi quality time ayah anak (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi quality time ayah anak (pexels.com/Ron Lach)

Intinya sih...

  • Ayah juga harus penuhi kebutuhan psikologi anak

  • Mempengaruhi sifat leadership

  • Edukasi calon pengantin

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bekasi, IDN Times - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga), Wihaji, menyebut bahwa sebanyak 15,9 juta anak atau 20,9 persen anak Indonesia kehilangan figur ayah atau fatherless.

Wihaji lalu mengatakan faktor tingginya angka tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh kesibukan dan media sosial (Medsos).

“Mungkin hari ini kesibukan yang luar biasa, kemudian handphone yang luar biasa pengaruhnya. Lebih asyik dengan dunia medsos," kata Wihaji di Bekasi, Rabu (22/10/2025).

1. Ayah juga harus penuhi kebutuhan psikologi anak

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji (IDN Times/Imam Faishal)

Wihaji juga meminta kepada seorang ayah harus lebih interaktif terhadap anaknya. Menurutnya, sosok ayah tidak hanya membantu dari segi ekonomi saja, namun juga memenuhi kebutuhan psikologi anak.

"Sempatkan kalau ada waktu dianter anaknya, karena mereka tidak hanya butuh layanan ekonomi seorang ayah tapi juga layanan psikologis sehingga ada kedekatan antara ayah dengan anak," katanya.

2. Mempengaruhi sifat leadership

Ilustrasi anak (freepik.com/freepik)

Dia juga menyampaikan, jika seorang ayah memiliki kedekatan dengan anaknya. Hal itu dapat mempengaruhi leadership atau kepemimpinan anak.

"Kalau ngobrol, bisa curhat-curhatan supaya bisa lebih dekat, lebih enak, dan dalam ilmu pengetahuan mempengaruhi leadership anak kalau sering ngobrol bersama orangtua, khususnya tentu ayah," jelasnya.

3. Edukasi calon pengantin

ilustrasi pengantin. (Pexels/Min An)

Selain meminta para orang tua untuk lebih dekat terhadap anaknya, Wihaji juga mengatakan pihaknya hingga saat ini terus memberikan edukasi kepada calon pasangan muda.

Salah satunya melalui program bernama Calon Pengantin (Catin). Dalam program itu, Catin akan diberi edukasi ketika hendak membina rumah tangga.

"Intinya adalah memastikan generasi masa depan Indonesia ditata dengan baik dimulai dari Catin, termasuk pasangan muda," jelas dia.

Editorial Team