Jakarta, IDN Times - Aliansi Mahasiswa Indonesia akan kembali menggelar aksi di sekitaran Gedung DPR RI. Aksi demonstrasi tersebut guna menuntut kembali kepada DPR dan pemerintah terkait 7 tuntutan yang mereka lontarkan minggu lalu.
Menurut Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Muhammad Nurdiyansyah, mahasiswa kembali menggelar demo lantaran tujuh tuntutan mereka tak dikabulkan oleh pemerintah dan DPR RI.
Nurdiyansyah mengatakan, demo hari ini tidak hanya diikuti oleh BEM SI saja, melainkan diikuti oleh Aliansi Mahasiswa Indonesia, dimana berbagai kampus ada di dalamnya. Ia mengatakan, aksi kembali digelar karena tuntutan mereka dirasa tak mendapatkan respons dari pemerintah.
"Menanggapi berbagai dinamika sekarang, pun juga melihat bahwa tuntutan kita belum juga nampak ada keseriusan dari pihak-pihak terkait untuk melaksanakannya," kata Nurdiyansyah dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/9).
Nurdiyansyah menerangkan, para mahasiswa hari ini kembali melakukan aksi untuk terus mengawal Tuntaskan Reformasi, slogan yang selalu mereka lontarkan. Di hari ini, Nurdiyansyah juga meminta kampus-kampus untuk membebaskan mahasiswa mereka mengikuti aksi.
"Untuk aksi tanggal 30 September, silakan masing-masing kampus dibebaskan untuk hadir pada aksi Aliansi Mahasiswa Indonesia yang dilakukan di pusat maupun daerah," jelas Nurdiyansyah.
Selain karena tuntutan mereka tak digubris oleh pemerintah dan DPR, mereka juga melakukan aksi karena aparat yang sudah bertindak represif, sehingga menyebabkan korban jiwa. "Ditambah juga dengan sikap represif aparat dan korban jiwa yang berjatuhan," terang dia.
Sebelumnya, terkait aksi demo yang dilakukan mahasiswa minggu lalu, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir menyebut, akan memberi sanksi kepada para rektor perguruan tinggi yang tidak bisa menindak mahasiswanya yang turun ke jalan melakukan aksi.
Menurut Nasir, apabila setiap perguruan tinggi tidak bisa menindak mahasiswanya yang ingin turun ke jalan melakukan aksi, maka yang harus bertanggung jawab adalah dosen dan rektornya.
"Rektornya ya, kami akan beri sanksi. Dosennya nanti rektor kan. Kalau dia (dosen) tidak menindak, ya rektornya akan kami tindak," kata Nasir di kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (26/9).
Ikuti terus perkembangan seputar demo hari ini hanya di IDN Times.