Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Jakarta, IDN Times - Dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatasi sejumlah kegiatan sosial sebagai upaya untuk mengurangi penularan COVID-19.

Kendati, restoran dan pusat perbelanjaan masih dapat beroperasi untuk pemenuhan kebutuhan dasar, seperti berbelanja kebutuhan pokok dan take-away makanan.

Menanggapi kondisi ini, Gerakan Masker untuk Indonesia kembali menyediakan dua mesin penjual masker kain otomatis (vending mechine) yang berkolaborasi dengan Senayan City Jakarta, dan didukung Atlas, perusahaan rintisan yang bermisi mendefinisikan ulang pengalaman berbelanja di Indonesia.

Melalui vending mechine pintar ini diharapkan masyarakat semakin sadar pentingnya masker untuk kebutuhan mendasar saat pandemik, dan dapat diperoleh dengan lebih mudah di dalam pusat perbelanjaan.

“Saat ini masker telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari dan dengan dapat diakses dengan mudah melalui vending machine pintar Atlas, kami ingin memudahkan orang untuk tak hanya melindungi diri tapi juga sesama,” ungkap relawan Gerakan Masker untuk Indonesia Kevin Osmond dalam keterangan pers tertulis, Kamis (5/11/2020).

1.Vending Mechine memiliki konsep self service guna hindari interaksi berlebihan

Meningkatnya kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi perhatian tersendiri bagi para relawan gerakan ini. Upaya-upaya pencegahan virus corona harus terus digalakan, dan peluncuran vending machine menjadi inisiatif Gerakan Masker untuk Indonesia dalam menyediakan masker kain dengan cepat dan mudah.

Konsep mesin transaksi yang self service bertujuan untuk menghindari interaksi berlebihan dengan orang lain. Selain itu, mesin ini hanya memakan waktu 30 detik dalam pemesanan serta mendukung sistem transaksi digital dengan metode pembayaran berbasis QR.

Hingga saat ini, vending machine dari Gerakan Masker untuk Indonesia telah menyediakan 18 desain masker kain hasil kolaborasi seniman, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta sejumlah selebriti tanah air.

2.Gerakan Masker untuk Indonesia telah menyalurkan lebih dari 631 ribu masker kain

Gerakan Masker untuk Indonesia berangkat dari kepedulian untuk memutus rantai penyebaran virus corona dan mendukung anjuran pemerintah dalam mengenakan masker kain non-medis. Material masker kain yang disediakan juga sudah ditingkatkan mengikuti standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni tiga lapis dengan bahan sesuai fungsi dan kegunaannya.  

Hingga 2 November 2020, Gerakan Masker untuk Indonesia telah menyalurkan lebih dari 631 ribu masker kain kepada masyarakat yang membutuhkan. Melalui mitra distribusi, masker donasi telah tersebar hingga ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, hingga Papua Barat.

“Tentu saja kami tidak dapat bekerja sendirian. Untuk menyukseskan misi kami diperlukan bantuan dan dukungan dari para mitra, kolaborator, pemerintah, dan seluruh masyarakat Indonesia. Lewat kolaborasi, kami dapat memperluas jangkauan kami untuk mengajak semua orang memakai dan berbagi masker kain,” ujar Kevin.

3. Penjualan masker sebelumnya dilakukan melalui pemesanan secara daring

Masker-masker ini hanya dapat diperoleh melalui pemesanan secara daring, yakni melalui website maskeruntuk.id maupun marketplace. Namun, Gerakan Masker untuk Indonesia kini melihat mal juga merupakan tempat tujuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar seperti berbelanja, sehingga penting untuk distribusi masker.

Sehingga, Masker untuk Indonesia turut menggandeng Senayan City dan Atlas untuk menyediakan vending mechine pintar sebagai pilihan untuk mengakses masker di mal atau pusat perbelanjaan.

Selain untuk memudahkan masyarakat, mesin ini juga untuk meningkatkan kesadaran pentingnya masker sebagai salah satu kebutuhan di tengah kondisi pandemik saat ini.

“Lewat kerja sama dengan Masker untuk Indonesia, kami ingin memperkenalkan vending machine pintar Atlas, sekaligus, bersama-sama dengan seluruh pihak, untuk memberi kemudahan akses masker pada masyarakat luas untuk meredam tingkat penyebaran COVID-19 di Indonesia, apalagi di kala tingkat penyebaran virus masih belum bisa terkendali dengan baik,” ujar Co-Founder Atlas Archie Carlson.

Editorial Team