Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Migrant Care, Wahyu Susilo mengatakan, peristiwa penembakan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) di tepi Pantai Banting, Kuala Langat, Malaysia, bukan kali pertama terjadi. Peristiwa serupa sudah terjadi sejak 2005 lalu. Dalam catatan Wahyu, ada 75 PMI yang menjadi korban penembakan dalam rentang 20 tahun terakhir.
"Ada 75 atau 76 kasus penembakan dilakukan oleh Polisi Diraja Malaysia, sejak 2005 hingga 2025," ujar Wahyu ketika dihubungi, Rabu (29/1/2025).
Peristiwa penembakan itu terjadi setiap tahun. Sayangnya, kata Wahyu, Pemerintah Indonesia tidak pernah mengusut tuntas peristiwa penembakan itu. Semua ditindak lanjuti business as usual semata.
"Semua kasus ini tidak pernah ada penyelesaian yang tuntas. Sehingga, mereka (Malaysia), ini tidak ada respons serius dari Indonesia. Akhirnya, mereka berpikir kita (Malaysia) lakukan saja seperti itu," katanya.
Apalagi kata Wahyu, sudah ada stigma negatif yang melekat kepada PMI. Mereka kerap dijuluki 'Indon' atau pelaku jenaya (tindak kriminal). Sehingga respons keras dari Pemerintah Indonesia harus dirilis.
"Respons keras itu dibutuhkan untuk mengakhiri ini semua. Bukan terbatas pada yang lima kasus penembakan (PMI) ini saja. Kasus-kasus 20 tahun lalu, sampai sekarang tidak tertuntaskan," tutur dia.