Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

WNI Korban Penembakan Bantah Coba Serang Polisi Malaysia

Ilustrasi penembakan. (IDN Times/Arief Rahmat)
Intinya sih...
  • KBRI Kuala Lumpur berhasil menjenguk 4 WNI korban penembakan APMM di RS Serdang dan RS Klang, Malaysia.
  • 3 dari 5 PMI berasal dari Riau, dengan 2 PMI dalam kondisi stabil dan masih menjalani perawatan intensif.
  • Direktur BHI Kementerian Luar Negeri menyatakan dua WNI yang sudah sadarkan diri tidak melakukan perlawanan, berbeda dengan klaim APMM.

Jakarta, IDN Times - Perwakilan KBRI Kuala Lumpur akhirnya berhasil mendapatkan akses pada Selasa kemarin untuk bisa menjenguk empat WNI korban penembakan petugas Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Mereka dirawat di dua rumah sakit berbeda yaitu RS Serdang dan RS Klang, Malaysia. 

Pihak KBRI memastikan dari lima PMI, tiga di antaranya berasal dari Riau. Dua PMI yang berinisial HA dan MZ dalam kondisi stabil dan masih menjalani perawatan intensif. 

Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha mengatakan berdasarkan keterangan dari dua WNI yang sudah sadarkan diri, mereka sempat menjelaskan kronologi peristiwa pada 24 Januari 2025 lalu di tepi Pantai Banting, Kuala Langat. 

"Mereka juga menyatakan tidak ada perlawanan dengan senjata tajam dari penumpang WNI terhadap aparat APMM," ujar Judha di dalam keterangan tertulis pada Rabu (29/1/2025). 

Keterangan yang disampaikan oleh WNI itu berbeda dari klaim yang disampaikan oleh aparat APMM.

Kepala Polisi Negara Bagian Selangor, Hussein Omar Khan, mengklaim berdasarkan investigasi awal, terungkap penembakan itu terjadi demi mempertahankan diri. Menurut laporan yang diterima Hussein, kapal patroli Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) ditabrak empat kali oleh kapal lain, yang diduga kapal itu ditumpangi pekerja migran lainnya. 

1. Kondisi dua PMI lainnya masih kritis usai dioperasi

Ilustrasi rumah sakit. (IDN Times/Khaerul Anwar)

Sementara, dua PMI lainnya masih belum sadarkan diri dan dalam kondisi kritis. Sehingga, Kemlu belum berhasil memverifikasi identitas dua WNI tersebut. 

"Mereka masih dalam kondisi kritis pascaoperasi sehingga belum dapat memberikan keterangan," kata Judha. 

Ia menambahkan Kemlu dan KBRI Kuala Lumpur akan memberikan pendampingan hukum bagi para WNI agar hak-haknya terpenuhi. Pemerintah, kata Judha, juga akan membiayai perawatan mereka di rumah sakit hingga sembuh. 

2. KBRI menyiapkan pengacara untuk menyiapkan langkah hukum

Ilustrasi Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur. (IDN Times/Santi Dewi)

Judha juga menyebut bahwa Kemlu terus mendorong otoritas Malaysia melakukan investigasi menyeluruh atas insiden penembakan PMI itu. Sebab, akibat insiden itu, seorang PMI berinisial B tewas dan ditemukan di dalam kapal. 

"Termasuk kemungkinan penggunaan kekuatan berlebihan atau excessive use of force. KBRI Kuala Lumpur masih terus mengumpulkan informasi lebih lengkap untuk mendapatkan konstruksi kejadian yang lebih jelas," kata Judha. 

KBRI, katanya, juga sudah meminta pengacara retainer untuk mengkaji dan menyiapkan langkah-langkah hukum yang dibutuhkan. 

3. Jenazah PMI yang tewas dipulangkan pada hari ini

Ilustrasi jenazah (IDN Times/Mia Amalia)

Sementara, jenazah PMI berinisial B yang tewas dipulangkan pada hari ini. Kemlu dan KBRI KL sedang mengurus proses pemulasaran. Pemulangan dari Kuala Lumpur ke Pekan Baru bakal dilakukan lewat jalur udara. 

"Kemudian dilanjutkan jalur darat menuju ke kampung halaman almarhum di Pulau Rupat, Provinsi Riau," kata Judha. 

Sementara, Menteri Luar Negeri Sugiono menyayangkan terjadinya penembakan oleh personel APMM. Ia mendorong adanya investigasi atas kejadian tersebut. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Anata Siregar
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us