Jakarta, IDN Times - Saat pemerintah mulai membuat wacana pelonggaran pembatasan sosial, di sisi lain para tenaga medis masih berjuang melawan virus corona atau COVID-19.
Sebagai garda terdepan melawan COVID-19, tenaga medis rawan terpapar virus mematikan ini. Seperti yang dialami perawat di sebuah rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur, yang diduga terinfeksi COVID-19, mirisnya perawat tersebut diduga tengah hamil empat bulan.
Kabar tersebut terungkap setelah tayangan video perawat tersebut ramai di media sosial, baik Instagram, Facebook, maupun YouTube. Dalam video berdurasi 52 detik tersebut, tertulis narasi kondisi perawat tersebut.
"Perawat dari RS Royal Surabaya dinyatakan positif COVID-19. Saat ini kondisinya sedang mengandung (hamil) empat bulan. Kemungkinan untuk selamat kecil sekali, karena saat ini pasien sudah menggunakan respirator untuk membantu pernapasan. Mohon doanya kepada seluruh masyarakat, agar ibu dan calon bayi bisa selamat. Semoga akan ada mukjizat Tuhan," tulis pemilik akun Instagram @ndorobei.
Video tersebut juga memperlihatkan pasien suatu rumah sakit yang terbujur di ranjang dorong, yang tengah dibawa petugas berpakaian Alat Pelindung Diri (APD) lengkap berwarna putih. Petugas juga dilengkapi dengan face shield sebagai pelindung wajah.
Ranjang tersebut lengkapi dengan peralatan elektronik yang memantau perkembangan dari pasien yang dibawanya. Petugas yang membawa troly berisi barang-barang seperti milik pasien.
Sementara, di belakangnya terdapat petugas yang memakai seragam APD berwarna cokelat melakukan penyemprotan desinfektan ke seluruh kawasan yang dilalui pasien tersebut.
Di dalam vidio tersebut juga terdengar suara wanita yang
menangis, sambil menyebutkan nama yang diduga perawat yang diduga terpapar virus corona tersebut.
"Ya Allah. Ari....Ari...Ari..." demikian suara di video itu.
Di sudut lain, video tersebut memperlihatjan petugas medis berbaju hijau yang terkulai lemas, dalam dekapan petugas medis lainnya yang berbaju coklat. Mereka menangis di selasar rumah sakit.
Sementara, Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah membenarkan adanya seorang perawat yang bekerja di RS Royal Surabaya, terpapar virus corona.
"Pasien dengan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) tapi hasil labolatoriumnya belum ada atau tahu," ujar Harif saat dihubungi IDN Times, Senin (18/5).