Uniknya Tradisi Keresan di Mojokerto, Berebut Berkah Maulid Nabi

Mojokerto, IDN Times - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati dengan berbagai cara di Indonesia. Di Mojokerto, ratusan warga dari berbagai daerah mengikuti acara Tradisi Keresan, Selasa (19/10/2021).
Bertempat di Dusun Mengelo, Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, ratusan warga saling berebut berbagai barang berbagai jenis. Mulai dari perabotan rumah tangga, pakaian, buah buhan hingga sayur mayur yang digantung di dua pohon keres untuk diperebutkan.
Tak hanya berebut berbagai macam benda yang tergantung di pohon keres, mereka juga beradu cepat mendapat gunungan yang berisikan sayur mayur dan hasil bumi. Tradisi Keresan sendiri, merupakan tradisi bentuk rasa syukur dan bahagia dalam menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dari pantauan IDN Times tradisi Keresan ini tak hanya diikuti oleh kaum bapak, pemuda dan anak-anak. Emak-emak pun terlihat ikut berebut.
1. Dalam 15 menit, perabot dan gunungan ludes
Sebelum acara dimulai, masyarakat mengelilingi area dua pohon keres dan gunungan yang telah disediakan oleh panitia. Mereka mulai merebutkan barang yang telah disediakan oleh panitia. Usai doa selesai, mereka langsung berebut. Walhasil, dalam kurun waktu 15 menit, dua pohon keres yang berbuah berbagai barang perabotan rumah tangga, pakean dan satu gunungan ludes.
Meski saling berebut, suasana di tengah tradisi ini penuh canda. Gelak tawa justru terdengar dari mulut-mulut mereka di saat pohon setinggi kurang lebih lima meter tumbang usai di panjat puluhan orang.
2. Warga mengaku antusias dengan tradisi ini
Tradisi ini pun ditunggu-tunggu oleh semua warga. Bahkan, peserta tradisi ini banyak yang berasal dari desa sebelah. Salah satunya emak-emak bernama Muttrofin (40) warga Desa Sooko. Dia ini rela datang beserta dua saudaranya hanya untuk ikut serta tradisi keresan. Dirinya merasa sangat senang saat tradisi yang setiap tahun dilakukan ini kembali dilaksanakan.
Editor’s picks
Apalagi, selama dua tahun terakhir lalu tradisi sempat ditiadakan karena pandemik COVID-19. "Sangat senang sekali lah, tahun kemarin kan gak ada gara-gara COVID," ucapnya.
Ia rela ikut berebut dalam tradisi Keresan ini tidak lain yakni mencari berkah di momen kelahiran Nabi Muhammad. Dia mengaku berhasil mendapatkan banyak buah-buahan yang akan dikonsumsi sendiri. "Ini saya dapat nanas semangka, terong, petai. Mau ta makan sendiri sama keluarga di rumah," tegasnya.
Baca Juga: Maudu Lompoa dan 4 Tradisi Unik Peringatan Maulid Indonesia
3. Tradisi turun temurun
Sementara itu, Kepala Dusun (Kadus) Mengelo, Chalul Fidiyan mengatakan, tradisi keresan tersebut sudah ada sejak lama. Keresan ini utamanya untuk memeriahkan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Ini tinggalan orang-orang terdahulu untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ini sebagai bentuk suka cita dan bahagia warga dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW,” ungkapnya, Selasa (19/10/2021).
Barang-barang yang menghiasi pohon kersen ini sebagain besar dari hasil UMKM masyarakat dusun Mengelo.
Menurutnya, penggunaan pohon kersen dipercaya mengandung makna filosofi yang cukup dalam. Pohon ini memiliki buah yang cukup banyak. Harapannya, agar warga Dusun Mengelo, Desa Soko, mendapatkan berkah dan rezeki yang melimpah ruah.
"Pohon kereskan ranting, terus daun dan buahnya banyak. Jadi filosofinya kalau dipakai tradisi Maulid Nabi, berharap kami rezeki warga kami (Mengelo) terus berbuah tak ada putusnya. Dengan harapan ke depan rejeki keturun kami banyak," tandasnya.
Baca Juga: Besok Libur Maulid Nabi, ASN Jatim Dilarang ke Luar Kota
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.