Capres-Cawapres Sowan ke Kiai, Termasuk Politik Identitas?

Kiai punya lumbung suara, berpengaruh di lingkungannya

Jakarta, IDN Times - Calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) kerap mendatangi sejumlah tokoh agama seperti kiai dan ulama setiap masuk tahun politik. Bahkan kegiatan mereka sowan ke kiai dan ulama ini dipublikasikan seluas-luasnya. 

Lalu, apakah kegiatan tersebut termasuk dalam politik identitas? Pengamat politik yang juga dosen di Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan, kegiatan mengunjungi kiai atau tokoh agama bukan termasuk dalam politik identitas.

"Saya sih melihat bukan ya, bukan bagian daripada politik identitas, karena kan mencari dukungan ke semua kalangan, ke semua individu maupun organisasi kemasyarakatan," ujar Ujang kepada IDN Times, Minggu (7/5/2023).

Baca Juga: Partai Ummat Gaungkan Politik Identitas, PDIP: Tak Paham UU Politik!

1. Datangi tokoh keagamaan untuk gaet suara pendukungnya

Capres-Cawapres Sowan ke Kiai, Termasuk Politik Identitas?Twitter/UiUkom

Ujang menerangkan, politikus datang ke tokoh keagamaan bertujuan untuk menggaet suara pendukungnya. Sehingga, dengan datang ke kiai, diharapkan para santrinya bisa memilih capres-cawapres tersebut.

"Konteksnya datang ke kiai, karena memang tokoh agama, kiai itu orang-orang yang berpengaruh di lingkungannya, orang-orang yang memiliki massa besar atau banyak. Jadi perlu didekati, ada kan kiai yang memiliki sekian ribu santri, yang memiliki ratusan ribu santri, misalnya kiai di Gontor, kiai di Lirboyo, itu kan santrinya ribuan, memang potensial untuk menjadi pemilih, maka didekati oleh capres-cawapres, siapa tokoh atua figur, ulama, kiai atau tokoh agama yang banyak massanya dan banyak pengikutnya ya pasti akan didekati," kata dia.

"Dan ini gak ada hubungannya dengan politik identitas, gak ada sama sekali hubungannya dengan politik identitas," sambungya.

Baca Juga: Gen Z Ini Definisi Politik Identitas, Ciri dan Contohnya

2. Datangi tokoh keagamaan karena ada lumbung suara

Capres-Cawapres Sowan ke Kiai, Termasuk Politik Identitas?ilustrasi pemilu (IDN Times/Esti Suryani)

Lebih lanjut, Ujang menjelaskan, capres-cawapres sowan ke kiai karena melihat ada lumbung suara. Sebab, ucapan dan perilaku kiai akan diikuti oleh para santri

"Jadi, saya melihatnya di situ, soal kiai atau orang berpengaruh itu kan fatwanya, ucapannya, tindakannya itu diikuti oleh para pendukungnya dari bawah. Jadi itu yang hendak dilakukan oleh para capres-cawapres itu," ucap dia.

3. Ormas juga bebas berikan dukungan ke partai politik tertentu

Capres-Cawapres Sowan ke Kiai, Termasuk Politik Identitas?ilustrasi pemilu (IDN Times/Esti Suryani)

Lebih lanjut, Ujang mengatakan, organisasi masyarakat (ormas) juga bebas memberikan dukungan kepada partai politik tertentu. Dukungan yang diberikan juga tak ada hubungannya dengan politik identitas.

"Saya katakan bukan, itu juga bukan bagian dari politik identitas, jadi itu bagian daripada kepentingan politik saja. Partai politik butuh ormas karena banyak massanya, ormas juga butuh partai politik, butuh akses politik kekuasaan dan tentu juga akses ekonomi, dan di situ ketemu kepentingannya dalam partai politik atau ormas dengan capres-cawapres," imbuhnya.

Baca Juga: AICIS 2023 Lahirkan Piagam Surabaya, Tolak Politik Identitas!

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya