CEK FAKTA: Bisakah Berpuasa di Hari Raya Idul Fitri?

- Berpuasa di Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal hukumnya haram menurut ulama ahli fiqih.
- Hari lain yang dihukumi haram untuk berpuasa, antara lain pada Hari Raya Idul Adha dan hari Tasyriq.
- Sebelum salat Idul Fitri, seorang Muslim disunahkan untuk makan kurma atau makanan manis lainnya.
Jakarta, IDN Times - Umat Islam di Indonesia merayakan Hari Raya Idul Fitri 1664 H, pada Senin (31/3/2025), setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan selama satu bulan penuh. Lalu, bagaimana hukumnya berpuasa di Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal.
Dilansir dari laman NU Online, menurut ulama ahli fiqih, ada empat hukum berpuasa, yakni wajib, sunah, makruh dan haram.
Lalu, bagaimana dengan hukum berpuasa pada 1 Syawal? Berpuasa di Hari Raya Idul Fitri hukumnya haram.
1. Puasa lainnya yang diharamkan di hari tertentu

Selain itu, ada sejumlah hari yang dihukumi haram untuk berpuasa, yakni:
- Puasa Hari Raya Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah
- Puasa hari Tasyriq, tanggal 11, 12, dan 13 dari bulan Dzulhijjah
- Puasa separuh yang akhir dari bulan Sya'ban, yaitu tanggal 16, 17, 18, dan seterusnya hingga akhir bulan Sya'ban
- Puasa yang meragukan, tanggal 30 Sya'ban bilamana orang-orang telah membicarakan tentang rukyatul hilal (melihat bulan sabit di ufuk).
- Selain itu, ada juga puasa yang haram tapi tetap disahkan yakni ketika istri tanpa izin suami menjalankan puasa.
2. Sunah sebelum melaksanakan salat Id

Ada sejumlah sunah yang bisa dilakukan umat Islam sebelum melaksanakan slat Idul Fitri. Seorang Muslim disunahkan untuk makan sebelum salat Id karena merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Buraidah:
“Kaana nabiyyu shallallahu alaihi wasallam la yahruju yaumal fitri hatta hafana wa yauma nahri la yakula hatta yar jia fayakun min nasikatihial.”
Secara ringkas, dapat dipahami bahwa Rasulullah SAW tidak keluar rumah untuk salat Idul Fitri sebelum sarapan atau makan terlebih dahulu.
3. Alasan menyantap kurma sebelum salat Id

Dalam hal ini, para ulama menuturkan adanya makanan spesifik yang dimakan oleh Rasulullah SAW, yakni buah kurma. Seperti dituturkan dalam hadis yang ditulis oleh Imam Jalaludin As-Suyuthi di dalam kitabnya bertajuk “Al-Jami’us Shaghir” berikut ini:
كَانَ لَا يَغْدُو يَوْم الْفطر حَتَّى يَأْكُل سبع تمرات
Artinya: "Adalah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam tidak pergi untuk melakukan salat Idul Fitri sampai beliau memakan tujuh buah kurma.”
Hadis tersebut menjelaskan bahwa sebelum Rasulullah pergi menuju tempat salat Id, Beliau terlebih dahulu makan tujuh butir kurma. Hal ini dilakukan Rasul untuk memaklumkan adanya penghapusan keharaman berbuka sebelum dilakukannya salat Idul Fitri.
Buah kurma dipilih Rasulullah sebagai makanan yang dikonsumsi sebelum salat Id karena rasanya yang manis, dapat memfokuskan pandangan dan melembutkan hati seorang Muslim.
4. Tidak ada kurma? Diperbolehkan makan makanan manis lainnya

Bagaimana jika tidak ada kurma? apakah boleh menyantap makanan lain? merespons hal ini, para ulama menyarankan makanan manis lainnya jika tidak ada kurma. Lebih lanjut, Al-Munawi juga menuturkan bahwa Rasulullah memakan tujuh butir kurma karena kecintaan Beliau kepada bilangan yang ganjil dalam segala urusan.
Namun, yang dimaksud bukan jumlah tujuhnya secara spesifik, melainkan bilangan ganjlnya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan dikutip oleh At-Tabrizi:
كانَ رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يغدو يومَ الفِطْرِ حتى يأكلَ تَمَرَاتٍ، ويأكُلُهنَّ وِترًا
Artinya: “Adalah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam tidak pergi untuk melaksanakan salat Idul Fitri sampai Beliau memakan beberapa butir kurma. Beliau memakannya ganjil.”