Jokowi Curhat Pusing Hadapi Revolusi Industri 4.0 hingga Pandemik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menghadiri acara Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/3/2022). Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan kepada civitas akademika harus senantiasa berinovasi untuk kemajuan Indonesia.
Jokowi menyampaikan situasi Indonesia dan dunia saat ini sedang sulit. Dia menyebut, revolusi industri 4.0 menjadi tantangan berat bagi setiap negara.
"Hadirin dan undangan yang berbahagia, tadi Ibu Menteri Keuangan sudah memberikan gambaran betapa sulitnya situasi saat ini. Betapa tidak gampangnya mengelola APBN, mengelola keuangan di situasi yang sangat extraordinary ini. Dan kita tahu bahwa dunia sekarang ini pada situasi yang tidak mudah, situasi yang tidak gampang," ujar Jokowi dalam pidatonya yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (11/3/2022).
"Semua negara merasakan, semua negara bukan hanya negara kita, sulit, sangat sulit. Kita dihadapkan sebelumnya pada disrupsi kronis akibat revolusi industri 4.0 dan semua negara tergagap-gagap," sambungnya.
1. Makin pusing ditambah pandemik
Jokowi kemudian curhat situasi sulit semakin membuat pusing dengan adanya pandemik COVID-19. Bahkan, ada sejumlah hal lain yang kembali membuat Jokowi pusing, seperti adanya perang antara Rusia dan Ukraina.
"Dihantam lagi oleh disrupsi akut karena pandemik yang tidak kita duga-duga, tambah pusing kita semuanya, semua negara tambah pusing semuanya. Pusingnya belum reda, tambah lagi ada perang. Sudah bertubi-tubi betapa sekali lagi pengelolaan tadi yang disampaikan oleh Bu Menteri Keuangan, betapa sangat sulitnya, ekonomi betapa sangat sulitnya," katanya.
Meski demikian, Jokowi mengaku Indonesia bisa menjalaninya dengan baik. Dia mengatakan Indonesia masih lebih baik bila dibandingkan negara lain.
"Tetapi alhamdulillah kita bisa menjalaninya, mengelola keuangan, mengendalikan COVID dengan baik kalau dibandingkan dengan negara-negara lain. Artinya apa? Masa depan global semakin penuh ketidakpastian," ucapnya.
Editor’s picks
Baca Juga: Kasus COVID-19 Melonjak, Jokowi: Lakukan Percepatan Vaksinasi
2. Jokowi minta kampus harus lincah
Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan, civitas akademika yang ada di kampus harus memiliki pemikiran yang lincah. Sehingga, mampu menciptakan inovasi yang cepat sesuai kebutuhan zaman.
"Seluruh organisasi termasuk lembaga pendidikan tinggi, termasuk universitas harus lincah, harus cepat belajar dengan perubahan-perubahan yang ada, harus update. Tapi hati-hati tadi kapal besar, karena dunia berubah begitu sangat cepatnya, ilmu pengetahuan juga berkembang sangat cepat sekali," katanya.
3. Jokowi ingin Indonesia maju pesat di 2030-2035
Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta perguruan tinggi menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dengan baik. Dia menargetkan Indonesia mampu meraih pasar digital pada 2030-2035.
"Saya sudah berhitung, saya sudah berkalkulasi dengan para menteri kita, kita hanya punya kesempatan berubah itu dua tahun ini, karena muncul bonus demografinya nanti di 2030-2035. SDM digital, digital talent harus, semua sekarang ini kejar-kejaran, semua negara ke sini. Digital talent ini penting, AI, cloud computing, digital design, digital marketing, blockchain, semuanya barang ini apa, barang ini apa, harus kita miliki SDM-SDM itu," imbuhnya.
Baca Juga: 20 Pembalap MotoGP Konvoi Bareng Presiden Jokowi di Jakarta