Jokowi Dianggap Jadi Bintang Saat Hadiri KTT G7 di Jerman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada 27-28 Juni 2022 hadir dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jerman. Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menilai, Jokowi menjadi bintang dalam acara tersebut.
Sebab, Jokowi disambut hangat oleh sejumlah pemimpin dunia. Jokowi tampak akrab ketika bertemu dengan Presiden Argentina, Alberto Fernandez; Perdana Menteri India, Narendra Modi; Presiden Senegal, Macky Sall; Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa; hingga Perdana Menteri Jerman, Olaf Scholz. Bahkan, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden sempat merangkul Jokowi.
"Pak Jokowi tetap jadi dirinya, Jokowi adalah Jokowi yang saya maksud adalah mau ketemu tukang becak, masyarakat paling bawah maupun masyarakat berkelas, pimpinan negara di dunia, itulah Jokowi. Artinya, dia bisa menembus relasi sosial tanpa sekat-sekat sosial,” ujar Emran dalam keterangannya, Kamis (30/6/2022).
Baca Juga: Jokowi Terbang ke Rusia via Polandia, Bawa Pesan dari Presiden Ukraina
1. Jokowi dinilai sebagai sosok sederhana sehingga mampu diterima semua kalangan
Emran mengatakan, Jokowi merupakan sosok yang sederhana. Hal itulah yang menjadikan Jokowi diterima oleh semua kalangan.
"Dalam konteks dunia internasional, beliau selalu mengemukakan pandangan-pandangan yang bersifat kebersamaan, saling membantu. Jadi Jokowi adalah pemimpin yang memecahkan masalah, bukan menimbulkan masalah," katanya.
"Coba kita lihat masalah Rusia dan Ukraina, Jokowi kunjungi kedua negara itu, tidak hanya satu negara. Kalau dia mengunjungi satu negara saja, maka ada keberpihakan, tetapi Jokowi mengunjungi dua belah pihak dan ketemu kepala negaranya langsung dengan segala risiko,” sambungnya.
Editor’s picks
Baca Juga: 7 Foto Istimewanya Jokowi, Diapit Kanselir Jerman Dirangkul Joe Biden
2. Rangkulan Biden lebih berharga dari penghargaan
Lebih lanjut, Dosen Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan itu mengatakan, rangkulan Joe Biden lebih berharga daripada segenggam penghargaan.
"Menurut saya, jauh lebih berharga pelukan itu dari pada segenggam piagam. Karena pelukan itu bermakna dan piagam hanya formalitas dari benda yang disertakan tanda tangan. Pelukan pimpinan negara-negara dunia ke Jokowi itu dicatat oleh dunia, dan foto-foto tersebut akan menguasai ruang dan waktu,” katanya.
Baca Juga: Bukan Luhut, Jokowi Ditemani Menlu Retno Makan Malam Bareng Joe Biden
3. Pengamat yakin Jokowi mampu damaikan Ukraina dan Rusia
Lebih lanjut, Emran meyakini Jokowi mampu mendamaikan konflik antara Ukraina dan Rusia. Tak hanya itu, Emran juga berharap semua seruan Jokowi terkait penanganan krisis pangan harus diindahkan oleh semua pemimpin negara.
"Indonesia itu kan beberapa kali menjadi fasilitator perdamaian negara-negara, jadi kita berharap Pak Jokowi pada masa kepemimpinannya ada sebuah legacy untuk tingkat internasional. Misalnya, berhasil mendamaikan Rusia-Ukraina, itu sangat diperhitungkan nanti dan Pak Jokowi bisa dipertimbangkan menjadi Sekjen PBB jika itu berhasil,” ucapnya.