Mentan Sebut Warga Papua Tengah Meninggal Bukan Kelaparan, Tapi Diare

Ada enam warga yang meninggal di Papua Tengah

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, enam keluarga meninggal dunia di Kabupaten Puncak, Papua Tengah bukan karena kelaparan. Menurutnya, mereka meninggal dunia karena sakit diare.

"Jadi, kelaparan itu bersifat masif. Oleh karena itu, yang ada menurut laporan dari sekwilda dan kadis setempat bukan kelaparan, diare," ujar Syahrul di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (2/7/2023).

"Hari pertama dia muntah, siangnya 20 kali (muntah), 10 sampai 20 kali. Malamnya dia diare, dehidrasi. Itu yang saya tahu," sambungnya.

Baca Juga: Jokowi Ungkap Penyebab Warga Papua Tengah Mati Kelaparan

1. Langkah Kementan

Mentan Sebut Warga Papua Tengah Meninggal Bukan Kelaparan, Tapi DiareMenteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/3/2023). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Syahrul kemudian membeberkan langkah Kementerian Pertanian (Kementan) agar tidak terjadi kelaparan di Papua Tengah.

"Langkah darurat untuk mem-backup mereka selama 3 bulan. Kan jumlah orangnya juga gak banyak. Yang kedua, temporary agenda saya akan mobilisasi kurang lebih 10.000 polybag. Tanaman polybag di sekitar halaman rumah. Karena di sana 6 distrik. Satu distrik yang bersoal dan kita juga tidak boleh gegabah kan karena ini di puncak sana dan ada masalah sedikit di sana," kata dia.

Menurutnya, Kabupaten Pegunungan kerap dilanda cuaca ekstrem, salah satunya ada hujan es. Sehingga, ketika musim dingin, tanaman sulit tumbuh.

Baca Juga: Pesawat Caravan PK-SNO Ditembaki di Intan Jaya Papua Tengah

2. Kemensos berikan bantuan logistik

Mentan Sebut Warga Papua Tengah Meninggal Bukan Kelaparan, Tapi DiareKemensos saluran bantuan ke Timika. (dok. Kemensos)

Sebelumnya, Kementerian Sosial langsung menyalurkan 17,1 ton logistik ke Distrik Agandugume dan Lambewi Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah.

Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), Adrianus Alla, memastikan bantuan logistik untuk masyarakat terdampak kekeringan sudah diterima. Bantuan dikirimkan secara bertahap, dan diterima masyarakat setempat sejak Rabu (26/07/2023).

3. Satu penerbangan terpaksa batal karena cuaca buruk

Mentan Sebut Warga Papua Tengah Meninggal Bukan Kelaparan, Tapi DiareKemensos saluran bantuan ke Timika. (dok. Kemensos)

Adrianus mengatakan, meskipun awalnya sempat terkendala cuaca dan keamanan, semua bantuan bisa tersalurkan. Adapun penyaluran dilakukan dalam beberapa tahap dengan menggunakan helikopter milik TNI AU dan pesawat sewaan ke Lapangan Terbang Sinak.

Bantuan tahap pertama diterbangkan pada Rabu (26/07/2023). Selanjutnya, dari rencana enam penerbangan, lima di antaranya berhasil mengangkut 2,7 ton bantuan. Satu penerbangan terpaksa batal karena cuaca buruk," ujarnya.

Adrianus mengatakan, jenis bantuan yang dikirimkan Kemensos adalah makanan siap saji 4.000 paket, makanan anak 4.000 paket, lauk pauk siap saji 2.000 paket, tenda gulung 500 lembar, sarden 25 dus, kornet 32 dus, sosis 83 dus, abon sapi 15 dus, biskuit 18 dus, pakaian anak (TK, SD dan SMP) 3.000 stel, pakaian dewasa 4.000 stel, celana dewasa 4.000 lembar, dan selimut 4.000 lembar.

"Bantuan seberat 17,1 ton merupakan akumulasi dari penambahan bantuan termasuk penambahan seberat 2 ton dari PT Freeport yang berisi sarden dan biskuit," katanya.

Penerbangan menuju lokasi bencana kelaparan, merupakan area sulit dan menghadapi tantangan keamanan. Untuk itu, selama proses pengangkutan bantuan, Kemensos bahu membahu dengan TNI AU. Bantuan diangkut menggunakan Helikopter Caracal, Air Fast Twin Otter, dan pesawat sewaan berjenis caravan.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya