Muhammadiyah Dorong Polisi Ungkap Motif Penembakan di Kantor MUI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti meminta kepada polisi untuk mengungkap motif penembakan yang terjadi di kantor Majelis Ulama Indonesia, Jakarta.
Dia menyebut penembakan itu sebagai sebuah tindakan yang keterlaluan.
"Walaupun pelaku telah tertembak, polisi hendaknya tetap berusaha mengungkap pelaku dan motifnya," kata Mu'ti dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/5/2023).
Baca Juga: Pelaku Penembakan Kantor MUI Ditangkap!
1. Muhammadiyah imbau umat Islam jangan terprovokasi
Mu'ti prihatin dengan peristiwa penembakan tersebut. "Kepada mereka yang terluka, semoga mendapatkan perawatan medis yang terbaik, diberikan kesabaran, dan sehat seperti sediakala," ucap dia.
Muhammadiyah mengimbau masyarakat, khususnya umat Islam agar tidak terprovokasi dengan informasi yang tidak benar. Muhammadiyah meminta kasus tersebut diserahkan sepenuhnya kepada polisi.
Baca Juga: Kronologi Pelaku Nekat Tembak Satpam Kantor MUI Pakai Peluru Karet
2. Identitas pelaku sudah terungkap, motif masih didalami
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin mengatakan pihaknya masih akan mendalami motif penembakan yang dilakukan oleh pelaku.
Komarudin mengungkap pelaku adalah seorang pria berinisial M yang berusia 60 tahun yang memegang KTP Lampung. Dia mengatakan, pelaku tewas di Puskesmas Menteng, Jakarta Pusat. Saat ini, jenazah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diautopsi.
Baca Juga: Polisi Beberkan Identitas Pelaku Penembakan Kantor MUI Pusat
3. Polisi masih dalami dugaan aksi terorisme dalam kasus ini
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto mendalami dugaan tindak pidana terorisme dalam peristiwa insiden penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Karyoto mengatakan pihaknya akan berkoodinasi dengan Densus 88 Anti Teror untuk mendalami apakah pelaku penembakan tersebut terafiliasi ke dalam jaringan tertentu. Namun, Karyoto belum bisa menyimpulkan apakah insiden ini masuk ke dalam bagian aksi terorisme.