PAN Kritik Sikap Represif Aparat ke Warga Wadas: Sudah Tak Zaman!

PAN sebut yang harus dilakukan adalah dialog

Jakarta, IDN Times - Pelaksana Tugas Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Tengah, Zainuddin Maliki, menyebut sikap represif aparat kepolisian pada warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, sudah tak zaman. Dia mengatakan, hal yang harus dilakukan adalah mengedepankan dialog.

“Saya minta utamakan dialog. Jangah ada warga bangsa yang diperlakukan semena-mena. Jangan sampai atas nama pembangunan justru rakyat dikorbankan. Hal ini sudah tidak boleh terjadi lagi di era reformasi,” ujar Zainuddin dalam keterangannya, Rabu (9/2/2022).

Diketahui, sejumlah polisi menangkap puluhan warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang menolak lahannya dijadikan proyek pembangunan bendungan. Penolakan itu berujung bentrok antara warga dan polisi.

Baca Juga: Mahfud MD: Pemerintah Akan Tetap Ukur Tanah di Wadas

1. Tak boleh ada kesewenang-wenangan

PAN Kritik Sikap Represif Aparat ke Warga Wadas: Sudah Tak Zaman!Warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) melakukan aksi damai di depan kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (6/1/2022) (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Zainuddin meminta kepada pemerintah dan aparat tidak melakukan tindakan sewenang-wenang. Anggota Komisi X DPR ini mengatakan, cara intimidasi dan represif kepada warga tak akan menyelesaikan masalah.

"Cara-cara represif tidak akan menyelesaikan masalah. Kekerasan akan menuai resistensi,” kata dia.

Zainuddin menjelaskan dialog bersama warga seharusnya dilakukan dengan beberapa tahap. Mulai dari menyampaikan studi kelayakan dengan melibatkan akademisi, hingga masalah ganti rugi yang layak.

“Penting dibangun kesadaran bahwa dialog itu jalan terbaik menyelesaikan setiap masalah. Jangan hadapkan masyarakat dengan aparat, oleh karena itu BPN harus memaksimalkan dialog dengan masyarakat,” ucap dia.

Baca Juga: Komnas HAM Kecam Kekerasan Polisi pada Warga Desa Wadas

2. Kronologi konflik antara aparat dan warga Desa Wadas versi masyarakat

PAN Kritik Sikap Represif Aparat ke Warga Wadas: Sudah Tak Zaman!Warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) melakukan aksi damai di depan kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (6/1/2022) (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Sebelumnya, bentrok antara warga Wadas dan aparat pecah hari ini. Peristiwa ini berakhir dengan penangkapan sejumlah warga, saat ada pengukuran lahan, yang rencananya akan ditambang untuk material Bendungan Bener.

Berdasarkan kronologi yang dirilis Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempa Dewa), disebutkan pada Senin (7/2/2022) siang, ribuan aparat kepolisian memasuki Desa Wadas. Mereka berbaris di Purworejo hingga mendirikan tenda di Lapangan Kaliboto yang berlokasi di belakang Polsek Bener.

Kemudian pada malam hari, terjadi pemadaman listrik di Desa Wadas, padahal di desa lain lampu tetap menyala.

Kemudian pada Selasa (8/2/2022) pukul 07.00 WIB, seorang warga Wadas bersama istrinya yang hendak menuju Purworejo menyempatkan diri melihat kondisi di sekitar Polsek sambil sarapan. Namun, tiba-tiba sejumlah polisi mendatangi keduanya dan membawa laki-laki tersebut ke Polsek, sedangkan sang istri melarikan diri dan kembali ke Wadas.

Disebutkan, belum ada kabar dari sang suami yang diduga masih ditahan kepolisian. Kemudian pukul 08.00 WIB, pasukan polisi bersenjata lengkap mengadakan apel di Lapangan Kaliboto.

Sementara, sejam kemudian tim pengukur dari Kantor Pertanahan Purworejo mulai memasuki Desa Wadas, kemudian pada pukul 09.30 WIB, akses masuk ke Desa Wadas di sekitar Polsek Bener sudah ramai polisi.

3. Polisi masuk ke desa dan disebut merobek poster hingga kepung warga

PAN Kritik Sikap Represif Aparat ke Warga Wadas: Sudah Tak Zaman!Aksi solidaritas untuk warga Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, di depan Mapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Depok, Sleman, Rabu (9/2/2022) siang. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Sekitar pukul 10.00 WIB, mobil polisi tampak memasuki Wadas dan disebut merobek poster-poster yang berisi penolakan warga terhadap penambangan di Desa Wadas.

Pukul 10.48 WIB, aparat memasuki Desa Wadas menggunakan motor, mobil, dan jalan kaki dan pada tengah hari, ada pengepungan dan penahanan warga yang sedang mujahaddah di masjid. Sementara proses pengukuran di hutan tetap berjalan.

Polisi bahkan dilaporkan mendatangi ibu-ibu yang sedang membuat makanan di posko-posko jaga dan merampas semua barang di posko tersebut.

Dari keterangan ini dijelaskan ada penangkapan 60 orang warga Desa Wadas dengan alasan yang tidak jelas.

4. Warga Wadas sudah dibebaskan aparat kepolisian

PAN Kritik Sikap Represif Aparat ke Warga Wadas: Sudah Tak Zaman!Menko Polhukam Mahfud MD ketika berbicara di Universitas UGM pada Sabtu, 5 Juni 2021 (Tangkapan layar YouTube Universitas Gadjah Mada)

Sementara, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menyebut puluhan warga yang sempat ditangkap polisi saat ini sudah dibebaskan. Dia menyebut, tak ada korban dalam kasus kerusuhan di Wadas.

"Pada proses pengamanan kemarin, memang sempat terjadi gesekan di lapangan, tapi itu hanya ekses dari kerumunan warga masyarakat yang terlibat pro dan kontra atas rencana penambangan, dan Polri hanya langkah-langkah pengamanan di dalam gesekan antar-warga," ucap dia, dalam keterangannya, Rabu (9/2/2022).

"Semua informasi dan pemberitaan yang menggambarkan suasana mencekam di Desa Wadas pada Senin kemarin, tidak terjadi sebagaimana yang digambarkan, terutama di media sosial, karena Wadas dalam keadaan tenang, terutama sekarang ini," tegas Mahfud.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya