Puisi PDIP: Jangan Jadi Pengecut Apalagi Pengkhianat
![Puisi PDIP: Jangan Jadi Pengecut Apalagi Pengkhianat](https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20240523/1000574602-bc7be602123cd0afb10669a9e5e7e957_600x400.jpg)
Intinya Sih...
- Komarudin menerima obor api abadi Mrapen di Rakernas V PDIP di Ancol
- Setelah penyerahan obor, Komarudin membacakan puisi "Banteng yang Terluka" dan meminta kader setia kepada Megawati Soekarnoputri
- Hasto Kristiyanto menyebut obor dibawa dari Grobogan, Jawa Tengah dengan makna agar kader mampu mengalahkan egonya sendiri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komarudin, menerima obor api abadi Mrapen di lokasi Rakernas V PDIP di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (23/5/2024). Obor itu diserahkan oleh Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, yang dibawa berlari dari Kemayoran, Jakarta Pusat.
Setelah penyerahan obor api abadi Mrapen, Komarudin kemudian membacakan puisi berjudul "Banteng yang Terluka". Dalam puisi itu, Komarudin meminta kepada kader PDI perjuangan untuk tidak menjadi pengecut atau pengkhianat.
Baca Juga: Api Abadi Mrapen Tiba di Lokasi Rakernas V PDIP di Ancol
1. Minta semua kader PDIP setia di bawah komando Megawati
Dalam puisinya, Komarudin meminta semua kader untuk setia kepada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Berikut puisi yang dibacakan Komarudin Watubun
Banteng yang terluka:
Meskipun anak panah menembus sekujur tubuhku,
Tetapi jeritan kesakitan ini, menyatukan jiwa dan ragaku untuk tetap berjuang,
Bagaikan Obor Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam ini,
Hai banteng-banteng yang gagah perkasa,
Dari Merauke sampai ke Sabang,
Editor’s picks
Dari Pulau Rote sampai ke Mangas,
Jangan jadi pengecut apalagi pengkhianat
Satukan barisan di bawah komando Megawati Soekarnoputri
Satyam Eva Jayate
Kebenaran Pasti Akan Menang
Kalibata, 23 Mei 2024
Komarudin Watubun
Baca Juga: Alasan Menohok PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas V
2. Obor api abadi Mrapen dibawa dari Grobogan
Dalam kesempatan itu, Hasto menyebut obor api abadi Mrapen dibawa langsung dari Grobogan, Jawa Tengah. Obor itu dibawa dengan cara berlari secara bergantian.
"Menempuh lebih dari 500 kilometer, melalui 20 kantor PDI Perjuangan, semua dengan satu tekad yang sama, sebagaimana disampaikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri, bahwa PDI Perjuangan terus menggelorakan api perjuangan, menggelorakan semangat juang, menggelorakan suatu tekad bagi Indonesia Raya kita," kata Hasto.
3. Setiap kader harus bisa mengalahkan egonya sendiri
Hasto menyampaikan, membawa obor abadi Mrapen dengan cara berlari memiliki sejumlah makna. Salah satunya, agar setiap kader mampu mengalahkan egonya sendiri.
"Karena lari ini bukan hanya menyehatkan jiwa dan raga kita, dengan lari kita bisa belajar, bahwa seorang harus mengalahkan dirinya sendiri, mengalahkan terhadap ambisi kekuasaan, mengalahkan terhadap berbagai godaan gemerlapnya kekuasaan dan berlari ini kita berdikari, karena kita tidak mungkin meminjam kaki orang lain. Tetapi kita menggunakan kaki kita dengan semangat kita saudara-saudara sekalian," imbuhnya.