Sejarah Berdirinya BMKG, Lembaga Peramal Cuaca di Indonesia

Sejarah BMKG dimulai pada 1841

Jakarta, IDN Times - Keberadaan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang merupakan lembaga pemerintah non-departemen, sangat penting mengingat Indonesia merupakan negara rawan bencana.

Jika menilik sejarah, BMKG rupanya sudah ada sejak 1841 yang bertugas mengamati meteorologi dan geofisika di Indonesia. Dilansir dari laman BMKG, Jumat (5/11/2021), pada saat itu, pengamatan meteorologi dan geofisika dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen yang menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit di Bogor.

Kegiatan tersebut terus berkembang. Hal itu seiring dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan dan geofisika di Indonesia. Bagaimana sejarah berdirinya BMKG selengkapnya?

Baca Juga: BMKG: Ada Potensi Bencana di Selatan Lombok

1. Pemerintah Hindia Belanda mendirikan instansi meteorologi pada 1866

Sejarah Berdirinya BMKG, Lembaga Peramal Cuaca di IndonesiaIDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Pada masa kolonial, pemerintah Hindia Belanda meresmikan Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi. Instansi itu dipimpin Dr. Bergsma.

Kemudian pada 1987, pemerintah Hindia Belanda membangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan. Lokasinya berada di pulau Jawa.

Pada 1902, pemerintah Hindia Belanda memindahkan pengamatan medan magnet bumi dari Jakarta ke Bogor. Kemudian pada 1908 pengamatan gempa bumi dimulai, dengan dipasangnya komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta.

Sedangkan komponen vertikal seismograf Wiechert di Jakarta baru dipasang pada 1928.

Baca Juga: Gempa Guncang Jayapura Papua, BMKG Imbau Warga Waspadai Gempa Susulan 

2. Jepang ubah nama instansi pengamatan meteorologi dan geofisika

Sejarah Berdirinya BMKG, Lembaga Peramal Cuaca di IndonesiaBMKG saat mengamati salah satu kejadian gempa bumi di Tanah Air. (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Pada 1942, Jepang menduduki Indonesia. Di bawah pendudukan negeri Matahari itu, nama meteorologi dan geofisika diubah menjadi Kisho Kauso Kusho.

Indonesia kemudian merdeka pada 1945, instansi ini pecah menjadi dua. Pertama, menjadi Biro Meteorologi yang terletak di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia. Instansi ini khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara.

Kedua, namanya menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang berada di bawah koordinasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga yang berkantor di Gondangdia, Jakarta Pusat.

3. Menjadi BMKG pada era pemerintahan SBY

Sejarah Berdirinya BMKG, Lembaga Peramal Cuaca di IndonesiaSusilo Bambang Yudhoyono saat memberikan pesan di Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI pada Selasa (17/8/2021). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Pada 1949, Jawatan Meteorologi dan Geofisika berada di bawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Setahun kemudian, Indonesia masuk dalam anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO).

Lima tahun berselang, namanya kembali berubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Perubahan nama BMKG terus berlanjut pada 1980 dan 2002.

Pada 2002, berdasarkan putusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 Tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

Kemudian, pada 2008 atau masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, yang menetapkan Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Statusnya tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya