Sudah 3 Minggu Banjir di Sanggau dan Sintang Kalbar Belum Surut

Tinggi banjir berkisar 10-50 cm

Jakarta, IDN Times - Banjir selama tiga pekan yang terjadi di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) tak kunjung surut. Sejak 25 Oktober lalu, banjir merendam sejumlah rumah warga di Kabupaten Sanggau.

Hingga Senin (15/11/2021) kemarin, banjir masih merendam Kecamatan Kapuas, Kecamatan Mukok, Kecamatan Tayan Hilir, Kecamatan Toba, dan Kecamatan Meliau.

"Untuk Kecamatan Jangkang saat ini banjir sudah surut dan tidak ada lagi rumah warga yang tergenang," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasinal Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangannya, Selasa (16/11/2021).

Baca Juga: Banjir Sintang Belum Surut, Warga Ditemukan Tewas di Dalam Rumah

1. Lebih dari 10 ribu rumah warga terendam banjir

Sudah 3 Minggu Banjir di Sanggau dan Sintang Kalbar Belum SurutBanjir di Kecamatan Kapuas, Sanggau tiga pekan belum surut (dok. BPBD Kabupaten Sanggau)

Lamanya banjir merendam, membuat 10.520 rumah terdampak. Ketinggain banjir saat ini sekitar 10-50 cm.

"Dilaporkan juga terdapat 468 KK mengungsi dengan rincian di Kecamatan Kapuas terdapat 405 KK, Kecamatan Mukok 41 KK, dan Kecamatan Toba 22 KK," ucapnya.

Namun, BNPB tak menjelaskan kenapa banjir di Kabupaten Sanggau lama surut.

Baca Juga: Jokowi: Banjir Sintang Terjadi karena Daerah Tangkapan Hujan Rusak

2. Dua orang meninggal, 33.221 lainnya mengungsi akibat banjir di Sintang

Sudah 3 Minggu Banjir di Sanggau dan Sintang Kalbar Belum SurutIlustrasi banjir (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain di Kabupaten Sanggau, banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat juga tak kunjung surut. Akibatnya, 33 ribu jiwa mengungsi. Mereka berasal dari 9 kecamatan.

Banjir di Kabupaten Sintang terjadi sejak 21 Oktober 2021. "Data pada Sabtu (13/11/2021) pukul 17.00 WIB, sebanyak 10.381 KK atau 33.221 jiwa masih mengungsi," kata Abdul Muhari.

Menurut Abdul Muhari, warga yang mengungsi tersebar di 32 pos pengungsian yang dioperasikan Badan Penanggulangana Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Pos pengungsian tersebut didukung 24 dapur umum yang dioperasikan tim gabungan di bawah komando BPBD Kabupaten Sintang.

Laporan BPBD menyebutkan, sejumlah pos pengungsian maupun dapur umum ini tersebar di 12 kecamatan, khususnya titik-titik yang aman dari genangan air.

Sementara jumlah populasi terdampak, BPBD Kabupaten Sintang mencatat 29.623 KK atau 88.148 jiwa. Masyarakat terdampak ini tersebar di 12 kecamatan, antara lain Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tebelian, dan Kelam Permai.

Pantauan BPBD setempat menyebutkan, wilayah yang terdampak paling tinggi berada di Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, dan Sintang.

Banjir yang melanda banyak kecamatan ini telah menelan dua korban jiwa, dan kerugian material seperti jembatan rusak berat sebanyak 5 unit dan rusak sedang 1 unit.

3. Banjir disebabkan meluapnya air Sungai Kapuas dan Sungai Melawi

Sudah 3 Minggu Banjir di Sanggau dan Sintang Kalbar Belum SurutIlustrasi banjir (IDN Times/Mardya Shakti)

Pantauan BPBD Kabupaten Sintang, debit air bertahan meski telah turun 10 hingga 15 cm pada Jumat lalu. Kondisi tersebut membuat sebagian warga bertahan di pos pengungsian.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang menginformasikan, banjir masih merendam beberapa kecamatan di wilayahnya.

Banjir disebabkan meluapnya air Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Wilayah Kabupaten Sintang berada di pertemuan dua sungai besar itu yang disebut ‘sakatiga.’

“Sampai hari ini, kondisi debit air turun yang terpantau di Sungai Kapuas dan Melawi,” ujar petugas BPBD Kabupaten Sintang Fidelis Asdi, pada Sabtu (13/11/2021) petang.

Fidelis menyampaikan, pihaknya selalu memonitor kondisi ketinggian air di sekitar dua kawasan sungai besar tersebut. BPBD telah mengoperasikan lima pos lapangan untuk melayani kebutuhan dasar warga, seperti asupan makanan dan pelayanan kesehatan.

Kelima pos lapangan berada di kawasan Tugu Bambu, Pos Lantas, Media Center, Ujung Jembatan Kapuas dan Kantor Camat Sintang, sedangkan pos komando berada di Kantor BPBD Kabupaten Sintang.

“Kami setiap hari melakukan pelayanan di pos lapangan,” ujar Fidelis.

Sejumlah bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir hingga angin puting beliung kerap terjadi. Hal ini merupakan bukti ancaman nyata perubahan iklim.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya