Banjir di Aceh Surut, Warga Mulai Kembali ke Rumah

Penyakit gatal-gatal menyerang warga!

Banda Aceh, IDN Times - Perlahan banjir mulai surut setelah tiga hari atau tepatnya sejak Jumat (7/5) lalu menggenangi sejumlah kawasan di Kabupaten Aceh Besar, termasuk Gampong Garot, Kecamatan Darul Imarah.

Para penyintas yang selama waktu itu juga berada di tempat pengungsian berlahan kembali ke rumah masing-masing. Membereskan barang-barang yang sempat direndam oleh air ketika banjir melanda, menjadi alasan. Meski air luapan dari aliran Krueng (sungai) Daroy masih tampak menggenangi sejumlah ruas jalan dari desa tersebut.

“Karena sudah surut dan banyak barang-barang yang terjebak, jadi mau gak mau harus bolak-balik setiap hari sambil pelan-pelan membersihkannya. Supaya waktu benar-benar surut tida begitu capek membersihkannya,” kata Ari, salah seorang penyintas banjir asal Gampong Garot, Minggu (10/5).

1. Ketinggian air saat ini diperkirakan tinggal 20-50 sentimeter

Banjir di Aceh Surut, Warga Mulai Kembali ke RumahSalah satu lorong yang masih tergenang air usai direndam banjir sejak Jumat (7/5) (IDN Times/Saifullah)

Ari mengatakan, di hari pertama saat banjir melanda, rumahnya sempat direndam air dengan ketinggian lebih kurang mencapai 1 meter atau melewati lutut orang dewasa. Di hari ketiga ini, ketinggian air dikatakan telah lebih surut.

“Sebelumnya ketinggian air di hari pertama sampai di atas lutut dan ini (sekarang) tinggal setinggi betis,” ujarnya.

Pernyataan Ari pun diperkuat oleh Geuchik Gampong Garot, Teddy Helvan. Ia pun menyanpaikan hal serupa mengenai surutnya air di desanya.

“Alhamdulillah di hari ketiga ini kondisinya sudah mulai membaik, artinya kondisi air sudah mulai surut daripada hari pertama. Hari pertama itu ketinggian air mencapai 1,3 meter, dan kemudian hari sudah mengalami penurunan 20-50 sentimeter,” kata Teddy saat dijumpai di posko pengungsian.

Baca Juga: Hujan Deras, Ruang Rawat Pasien COVID-19 Terendam Banjir

2. Warga akan kembali lagi ke posko pengungsian usai membereskan rumah

Banjir di Aceh Surut, Warga Mulai Kembali ke RumahWarga yang sedang membersihkan rumahnya usai direndam banjir (IDN Times/Saifullah)

Teddy menyampaikan, warga kembali ke rumah masing-masing hanya untuk sekedar membereskan barang-barang. Setelah itu, mereka dikatakan akan kembali lagi ke posko sampai situasi normal.

“Jadi ada beberapa warga yang sudah pulang ke rumah, namun hanya sebentar. Kemungkinan setelah itu akan kembali lagi.”

3. Ada tiga dusun yang terkena dampak banjir dan sekitar 167 kepala keluarga yang mengungsi

Banjir di Aceh Surut, Warga Mulai Kembali ke RumahWarga yang coba melintasi genangan air di kawasan Gampong Garot, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar (IDN Times/Saifullah)

Geuchik Gampong Garot menyebutkan, ada tiga dusun di desa mereka yang terendam banjir, yakni Dusun Teladan, Dusun Garot, dan Dusun Kokui. Dari ketiga dusun itu, 167 kepala keluarga atau lebih kurang 600-an jiwa yang saat ini mengungsi di Komplek Sekolah Dasar Garot.

“Jumlah pengungsi di sini lebih kurang 167 kepala keluarga atau sekitar 600-an jiwa. Sedangkan yang lain memilih tetap berada di rumah atau tidak mengungsi. Mungkin karena rumahnya tinggi dan tidak begitu berdampak sehingga mereka memilih tetap berada di rumah,” ungkapnya.

Sehubungan dengan itu, Teddy menambahkan, saat ini kebutuhan logistik di posko pengungsian masih bisa dikatakan tercukupi. “Untuk keperluan beras dan telur, itu sudah cukup saya pikir. Tetapi yang dibutuhkan sekarang juga makanan-makanan seperti buah-buahan, itu yang sangat penting juga. Kemudian susu.”

4. Penyakit gatal-gatal mulai menyerang warga

Banjir di Aceh Surut, Warga Mulai Kembali ke RumahPenyintas banjir saat mendatangi posko kesehatan memeriksa kesehatan (IDN Times/Saifullah)

Para penyintas banjir luapan Sungai Mata Ie yang telah tiga hari berada di tempat pengungsian, di Sekolah Dasar Garot, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, mulai mengalami sejumlah gejala penyakit. Keluhan yang dialami umumnya adalah penyakit gatal karena dampak dari banjir.

Hal itu berdasarkan laporan dari Posko Kesehatan yang didirikan oleh Batalyon Raider 112 Dharma Jaya di lingkungan sekolah tersebut. Sedikitnya ada seratusan penyintas telah mendatangi dan mengecek kondisi kesehatan mereka.

“Untuk para pengungsi yang berobat di tim kesehatan ini selama tiga hari kurang lebih ada 150 orang,” kata Tim Dokter Batalyon Raider 112 Dharma Jaya, Letnan Dua dr Moch Solehuddin, saat dijumpai di posko kesehatan, Minggu (10/5).

5. Obat warga hilang terseret banjir

Banjir di Aceh Surut, Warga Mulai Kembali ke RumahPenyintas banjir saat mendatangi posko kesehatan memeriksa kesehatan (IDN Times/Saifullah)

Solehuddin mengatakan, rata-rata penyintas datang dan mengecek kesehatan ke posko dengan mengeluh gatal-gatal. Terutama gatal di bagian kaki yang disebabkan oleh kutu air.

“Kebanyakan datang yang sakitnya itu biasa disebakan karena banjir, seperti kutu air dan kita telah memberikan salep kutu air. Selain kutu air, lebih banyak demam, pusing, dan juga pada orang tua lebih banyak riwayat darah tinggi,” katanya.

Selain darah tinggi kebanyakan kesehatan penyintas orang tua juga mengalami keluhan gula darah serta kolesterol. Akan tetapi, obat mereka dikatakan telah hilang atau hanyut dibawa air ketika banjir melanda.

“Pasien sebenarnya ada obat, namun obatnya itu hanyut pada saat banjir,” ujar Solehuddin.

“Selain darah tinggi, ada gula darah, kolesterol. Kami hanya memberikan obat-obatan yang ada di sini sebagai pengobatan kontrol tersebut,” imbuhnya.

Baca Juga: SD Garot Jadi Tempat Pengungsian Korban Banjir Aceh Besar

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya