Kapal Nelayan Iran Terdampar di Aceh Barat dan Tak Diizinkan ke Darat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Aceh Barat, IDN Times - Satu unit kapal nelayan asal Iran terdampar di wilayah perairan laut Provinsi Aceh atau tepatnya daerah Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Mereka terombang-ambing setelah diduga mengalami kerusakan mesin kapal.
Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan atau Search and Rescue (SAR) Meulaboh, Dwi Hetno, mengatakan bahwa kapal tersebut pertama kali ditemukan oleh nelayan dari Banda Aceh sekitar 20 mil dari perairan Aceh Barat, pada Senin (27/1) sekitar pukul 18.00 WIB. Laporan itu, selanjutnya diteruskan hingga ke tim SAR.
“Jadi pertama dapat laporan dari nelayan Banda Aceh mengenai adanya kapal terombang-ambing yang merupakan warga Iran. Selanjutnya, mereka ditarik ke perairan Meulaboh,” kata Hetno saat dikonfirmasi, Selasa (28/1).
Usai merapat ke daratan, segera dilakukan pemeriksaan dokumen oleh Kantor Imigrasi, Non TPI Kelas II B Meulaboh, serta tim Karantina Kesehatan bersama instansi terkait lainnya.
1. Sebagian nelayan tidak memiliki kelengkapan dokumen
Usai ditemukan para nelayan Aceh, kapal yang mengangkut belasan nelayan asal Iran itu pun dibawa ke daratan Kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Setelah itu, para penumpang dikatakan Hento dilakukan pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan berupa kelengkapan surat-surat atau dokumen perjalanan, hanya 8 dari 14 orang nelayan yang dokumennya lengkap. Sementara yang lainnya tidak memiliki sama sekali.
“Sebagian besar dari mereka memiliki dokumen, yakni sekitar 8 orang,” sebut Hetno.
2. Mengaku dikejar bajak laut dari Somalia
Kepada petugas yang berwenang melakukan pemeriksaan, para nelayan asal Iran itu mengaku jika mereka awalnya hanya berlayar untuk mencari ikan. Tetapi, dalam pelayaran, mereka sempat berjumpa dengan bajak laut ketika berada di kawasan perairan Somalia.
“Pengakuan mereka ada dibajak dengan kapal perompak Somalia. Itu pengakuan mereka, namun itu tidak bisa kita kasih kesimpulan,” ujar koordinator Pos SAR Meulaboh itu.
Meski pun demikian, pihak keamanan masih terus melakukan pemeriksaan terhadap mereka. Sebab sebagian dari meraka tidak memiliki dokumen perjalanan. Pihak SAR sendiri hanya bertugas memberikan pertolongan kepada mereka.
“Fokus kita karena mereka mengalami mati mesin, jadi kita dari sisi kemanusiannya membantu,” kata Hetno.
Baca Juga: Kisah 26 Pelaut yang Rela Makan Tikus saat Empat Tahun Disandera Perompak Somalia
Editor’s picks
3. Terombang-ambing karena mengalami kerusakan mesin dan tanpa stok makanan
Empat belas nelayan yang menumpangi kapal motor kayu itu dikabarkan sempat terombang-ambing selama lebih kurang dua bulan di perbatasan perairan di perbatasan India-Indonesia. Hal itu disebabkan karena mesin dari kapal yang mereka tumpangi mengalami kerusakan.
Selama terombang-ambing di lautan, koordinator Pos SAR Meulaboh mengatakan, jika para nelayan itu juga mengalami kekurangan stok makanan.
“Karena mengalami kerusakan pada mesin. Kita coba bantu mesin, kita coba bantu kebutuhan logistik mereka seperti air dan makanan,” ujarnya.
4. Dilakukan pengecekan kesehatan
Usai ditarik ke darat, para nelayan beserta kapal yang mereka tumpangi diizinkan bersandar di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) di Gampong Padang Seurahet, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
Setelah itu, tak hanya dilakukan pemeriksaan dokumen, mereka dikatakan Hetno juga dilakukan pengecekan kesehatan. Tujuannya, untuk mencegah penyakit yang ada dan dialami para nelayan.
“Untuk kesehatannya normal, setelah dicek oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan. Dilakukan cek suhu tubuh dan mata. Itu dilakukan juga karena untuk mengantisipasi Virus Corona. Ada pun satu orang yang katanya sakit, itu lebih tepatnya karena faktor usia, sudah tua,” jelas Hetno.
5. Masih berada di kapal, tidak diberi izin untuk diturunkan
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak-pihak terkait. Para nelayan belum diberikan izin untuk diturunkan dari kapal yang mereka tumpangi.
“Masih di atas kapal mereka, tidak diturunkan karena faktor keamanan dan kesehatan,” ujar Hetno.
Ada 14 orang nelayan yang menumpangi kapal motor tersebut. Berdasarkan informasi yang IDN Times dapatkan, berikut nama-nama penumpangnya, yakni Lal Muhammad, Annar, Al Abbas, Abdullah, Muhammad Rafiq, Abdul Nasir, Abdullah Fariziq, Jawi, Ismail, Muhammad Rafiq, Nathim, Adam, Syahaqi, dan Amir Muhammad.
Baca Juga: Nelayan Natuna Tolak Kedatangan Ratusan Nelayan Pantura, Ini Alasannya