Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Jokowi pimpin rapat terbatas evaluasi mudik Lebaran 2022 (dok. Sekretariat Presiden)

Jakarta,  IDN Times - Wacana masa jabatan Presiden Joko "Jokowi" Widodo tiga periode kembali muncul. Pengamat politik dari Universitas  Al-Azhar Jakarta, Ujang Komaruddin, menilai kondisi politik saat ini semakin konyol.

"Saat ini politik kita semakin konyol, semakin tidak tahu diri seolah-olah negara ini milik mereka," ujar Ujang kepada IDN Times, Minggu (26/6/2022).

1. Wacana tiga periode muncul karena adanya post power syndrom

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin (IDN Times/Rochmanudin)

Ujang menyebut, munculnya kembali wacana masa jabatan presiden tiga periode karena adanya post power syndrom, yakni orang yang tidak siap kehilangan kekuasaan atau jabatan. Kondisi tersebut termasuk dalam gangguan kejiwaan.

"Ini muncul post power syndrom, ketidaksiapan elite dan pendukungnya menerima bahwa konstitusi mengatur dua periode," katanya.

Lebih lanjut, Ujang mengatakan, Jokowi padahal sudah menyatakan taat konstitusi. Selain itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga sudah membuat jadwal tahapan pemilu.

Sehingga, tidak ada lagi pihak yang bisa mengubah jalannya Pemilu 2024. Sebab, tahapan itu sudah berdasarkan keputusan KPU, DPR RI, dan pemerintah.

"Jadilah kita, siapa pun untuk berjiwa negarawan, hilangkan kepentingan pribadi, keluarga, kelompok, dan partainya, dahulukan kepentingan bangsa," ucap Ujang.

Ujang mengatakan, saat masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan berakhir di periode kedua, juga sempat muncul wacana tiga periode. Namun, SBY langsung menolak.

"Ya dulu sempat muncul di periode SBY,  tapi langsung SBY membantah, langsung reda semuanya," ujar dia.

2. Jokpro klaim ada sinyal dari Jokowi jadi presiden 3 periode

Editorial Team

Tonton lebih seru di