Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Jakarta, IDN Times - Idrus Marham resmi mundur sebagai Menteri Sosial pada Jumat (24/8). Surat pengunduran diri sudah disampaikan Idrus ke Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada siang ini di Istana Negara. 

Menanggapi pengunduran diri Idrus Marham tersebut, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto memuji keberanian Idrus yang langsung mundur dari jabatannya karena ia merasa sudah menjadi tersangka kasus PLTU Riau 1.

1. Idrus dipuji seperti ksatria yang bertanggungjawab

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Hasto berpendapat, ia dan Idrus Marham sudah cukup lama berteman baik. Terutama ketika Idrus masih menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar. Saat mendengar kabar mundurnya Idrus sebagai menteri sosial, Hasto mengaku prihatin dan terkejut akan hal itu.

Ia bahkan menyebut Idrus sebagai ksatria yang bertanggungjawab, karena memutuskan mundur sebelum KPK menetapkannya sebagai tersangka.

"Ini menunjukkan sikap Pak Idrus Marham yang kami kenal sebagai sosok ksatria yang bertanggung jawab dan apa yang dilakukan justru menjadi hal yang positif. Bagaimana beliau taat dalam mekanisme hukum itu sendiri," kata Hasto di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Jumat (24/8).

2. Idrus diapresiasi karena tak ingin campurkan politik dan hukum

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Menurut Hasto, sikap Idrus tersebut sangat positif karena tak ingin mencampurkan urusan politik sebagai menteri dengan proses hukum yang harus dijalaninya.

"Dan tidak ingin mencampuri antara kedudukan politik sebagai menteri dan kemudian dengan proses hukum itu. Ini merupakan hal yang positif. Ini justru menjadi tradisi bagi kita bersama," terang Hasto.
 

3. Tidak terpengaruh dengan pemenangan Pilpres 2019

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Hasto pun meyakini, mundurnya Idrus dan apabila memang telah ditetapkan tersangka oleh KPK, tidak akan mempengaruhi citra koalisi. Baginya, kemenangan nanti Pilpres akan ditentukan oleh rakyat.

"Terkait kepada dampak pemenangan, pemenangan ditentukan oleh rakyat. Dan tradisi membangun budaya hukum yang baik inilah, kami yakin justru dinilai sebagai hal yang positif bagi rakyat itu," ujar dia.

Editorial Team