Pemberian vaksin ini merupakan solusi yang dianggap paling tepat mengurangi jumlah kasus infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang sudah mulai bermutasi di beberapa negara, termasuk mutasi yang sudah masuk ke Indonesia.
Terkait upaya pemerintah untuk menyukseskan program vaksinasi, Herawati mendorong para ilmuwan untuk terus berbicara kepada publik demi meluruskan kesimpangsiuran informasi dengan menegakkan bukti dan data-data ilmiah.
“Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) akibat vaksinasi COVID-19, misalnya. Hanya terjadi di berapa persen dari sekian juta orang yang sudah divaksinasi. Akan tetapi hal-hal kecil inilah yang masuk pemberitaan dan menjadi besar. Saya pikir di sinilah porsi ilmuwan berbicara dengan data-data,” kata Herawati.
Communication Specialist UNICEF, Rizky Ika Safitri, menyarankan penggunaan komunikasi sederhana yang mudah dipahami masyarakat akan turut membantu menyukseskan program vaksinasi.