Ilustrasi - Potret murid-murid SD Filial 004 yang berada pinggiran Samarinda. (IDN Times/Yuda Almerio)
Selain itu, Nadiem juga mendorong mahasiswa peserta program Kampus Mengajar turut membantu pemulihan belajar siswa. “Saat ini, salah satu yang menjadi prioritas adalah pemulihan belajar yakni learning loss--kehilangan pengalaman pembelajaran."
"Untuk mengatasi dampak ini, kami baru saja meluncurkan Kurikulum Merdeka yang fokus pada pada literasi dan numerasi serta profil Pelajar Pancasila,” sambungnya.
Nadiem menjelaskan mahasiswa dapat membantu guru di daerah serta memahami dalam penerapan Kurikulum Merdeka, sehingga siswa dapat mendapatkan pembelajaran yang lebih berkualitas, memerdekakan, fleksibel, dan memungkinkan mengejar ketertinggalan selama pandemik.
“Ini yang kita maksud dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini, yakni melatih kepemimpinan mahasiswa di luar kampus, menjawab tantangan di lingkungan baru di luar,” kata dia.
Melalui Kampus Mengajar, kata Nadiem, mahasiswa akan belajar menjadi pemimpin pembelajaran seperti guru di sekolah. Pemimpin masa depan, kata dia, bukan hanya pintar dengan memiliki nilai tinggi, tetapi harus terbuka dan belajar serta menantang dirinya.
“Kesuksesan kampus mengajar tentu bukan hanya hasil kerja kami. Tapi kerja kepala program studi, dosen-dosen di kampus atau mahasiswa, LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan), dinas pendidikan dan kepala sekolah dan guru di daerah. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kolaborasi kita selama ini, dan tentunya saya berharap program ini akan berlanjut untuk angkatan berikutnya,” kata Nadiem.