Jakarta, IDN Times - Pernyataan Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha, yang menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai pembohong menggemparkan dunia maya. Pernyataan Giring tersebut bahkan sempat mengisi ruang trending di Twitter pada posisi kedua.
Banyak warganet mempertanyakan kapabilitas Giring dan membandingkan kinerjanya dengan Anies. Lantas, seperti apa komentar warganet terkait pernyataan Giring?
Komentar pertama datang dari akun @rudisetiadi72. Ia mengatakan bahwa Giring dan PSI hanya ingin panjat sosial, sehingga menyinggung Anies seperti itu.
“Untung ada Anies Baswedan, jadi Giring dan PSI bisa ada bahan untuk pansos. Kalau lihat kualitas partainya sih, tak salah kalau Pak Basuki lebih memilih PDIP, minimal ada masa depan,” tulisnya.
Kemudian, komentar selanjutnya datang dari akun @RoniSya75584807 yang menyebut Giring hanyalah anak bau kencur.
“Emang si Giring bisa apa ya, anak bau kencur baru berpolitik emm dah jumawa. Kalau si Giring jadi pemimpin yang ada masyarakatnya jep ajep terus,” ucapnya.
Lalu, ada juga komentar dari akun @daraiver. “Apa si Giring kira menjelek-jelekkan orang lain bikin dia terlihat superior? Enggak, yang ada Giring malah terlihat menyedihkan,” tulisnya.
Kendati begitu, ada juga warganet yang mendukung Giring. “Maju terus Giring, rakyat Indonesia mendukungmu. Capresku,” tulis akun @nyobatwitteer.
Diunggah di akun Twitter PSI, @psi_id, Giring mengatakan Anies Baswedan sebagai pembohong dan ia meminta rakyat Indonesia tak memilih Anies jika maju di Pilpres 2024.
"Rekam jejak pembohong ini harus kita ingat sebagai bahan pertimbangan saat pemilihan nanti di 2024. Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan pembohong. Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan Anies Baswedan," ujar Giring dalam video yang diunggah akun Twitter PSI, @psi_id, Selasa (21/9/2021).
Giring mengatakan, Anies bukan sebuah contoh baik seorang pemimpin. Dia juga menyebut Anies sebagai contoh pejabat negara yang tidak bisa mengatasi krisis.
"Indikator utama dalam menilai kegagalan Anies Baswedan adalah melihat bagaimana cara gubernur DKI Jakarta membelanjakan uang rakyat selama pandemik," kata dia.
Giring mengakui jumlah APBD DKI Jakarta besar. Namun, Anies disebut membelanjakan APBD DKI Jakarta untuk kepentingan pribadi. Giring mencontohkan Rp1 triliun untuk Formula E.
“APBD Jakarta yang begitu besar, dia belanjakan untuk kepentingan ego pribadinya untuk maju sebagai presiden 2004. Dia mengabaikan tekanan rakyat yang meminta dia membatalkan rencana balapan mobil Formula E, dan mengeluarkan Rp1 triliun, Rp1 triliun uang rakyat untuk acara tidak berguna itu," ujar Giring.
"Uang muka dan jaminan bank bagi penyelenggaraan balap mobil Formula E dibayar Anies pada saat pemerintah secara resmi mengumumkan negara dalam keadaan darurat karena pandemik COVID-19," imbuh Giring.