Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Setelah menerima laporan tersebut, BJ Habibie memberi perintah kepada Wiranto agar jabatan Prabowo sebagai Panglima Kostrad diserahterimakan sebelum matahari terbenam.
“Sebelum matahari terbenam?” tanya Wiranto.
“Ya, sebelum matahari terbenam,” jawab Habibie.
Serah terima jabatan ini merupakan perintah langsung dari Presiden BJ Habibie dan Sintong menegaskan, tidak memiliki keterkaitan dalam hal tersebut. Habibie juga tetap meminta Sintong untuk mengawasi Prabowo.
“Pak Sintong, awasi, cek timbang terima Prabowo,” perintah Habibie saat itu.
Setelah mengetahui jabatannya dicopot, Prabowo langsung bergegas menuju Istana dengan membawa 12 pengawal. Sesampainya di Istana, ia bertanya kepada para petugas sebanyak dua kali. Setelah pertanyaan kedua itu dijawab, Prabowo langsung menuju lift untuk ke lantai empat.
Setelah mendapat laporan dari ajudan, Sintong memberi perintah agar Prabowo tidak masuk ke kantor presiden sebelum ada izin dari Sintong. Sesaat setelah itu, Sintong teringat akan peristiwa tewasnya Presiden Korea Selatan Park Chung-hee karena ditembak dari jarak dekat oleh Jenderal Kim Jae-gyu.
Sintong akhirnya bertanya dan meminta tolong kepada salah satu pengawal presiden agar Prabowo meletakan senjata yang ia bawa.
“Kau ambil senjata Prabowo dengan cara sopan dan hormat,” perintah Sintong.
Prabowo tidak keberatan membuka kopelrim yang tertambat pistol, megasen peluru, dan sebilah pisau khas Kostrad.
“Aduh, terima kasih Prabowo,” ujar Sintong dalam hati.
Sesaat setelah itu, Prabowo menghampiri Habibie dan berbicara empat mata dan berusaha untuk meminta dihubungkan kepada Wiranto melalui telepon.