Gen Z Masih Nonton TV Konvensional, Jarang Baca Koran dan Majalah

82 persen Gen Z masih menonton TV konvensional

Dengan 70,72 persen penduduk berusia produktif (15–64 tahun), Indonesia menikmati bonus demografi. Diharapkan ini dapat membantu negara mencapai masa keemasannya pada tahun 2045.

Gen Z (lahir antara tahun 1997 dan 2012) saat ini merupakan kelompok generasi terbesar di Indonesia, dengan 27,94 persen dari total penduduk atau 74,93 juta orang. Signifikansi generasi ini bahkan mungkin lebih besar dari milenial, dengan 25,87 persen dari total populasi atau 69,38 juta orang.

Hampir setengah dari Gen Z telah memasuki usia produktif, sisanya akan berpartisipasi dalam dunia kerja di beberapa tahun mendatang. Merupakan digital native, Gen Z tumbuh dengan kemajuan dan inovasi teknologi yang luas; dengan paparan media sosial, smartphone, dan aksesibilitas informasi secara instan. Gen Z memiliki sikap dan perilaku yang berbeda dengan generasi sebelumnya.

Memahami karakter Gen Z akan membantu kita memandu menuju era keemasan Indonesia. Riset yang dilakukan oleh IDN Research Institute dan Populix melibatkan 1.000 responden di 12 kota pada 27 Januari–7 Maret 2022, menggunakan metode survei multistage random sampling, dan margin of error sebesar <5 persen. Hasilnya tertuang dalam Indonesia Gen Z Report 2022, yang dirilis bersamaan dengan Indonesia Millennials and Gen Z Summit (IMGS) 2022 yang digelar di The Tribrata, Jakarta, pada 29–30 September 2022.

1. Sebanyak 82 persen Gen Z masih menonton TV konvensional

Gen Z Masih Nonton TV Konvensional, Jarang Baca Koran dan Majalahilustrasi menonton TV (pexels.com/JESHOOTS.com)

Percaya atau tidak, di tengah popularitas dan banyaknya pilihan layanan streaming, sebanyak 82 persen Gen Z mengatakan mereka menonton TV konvensional dalam sebulan terakhir.

Ini ditemukan dalam semua klasifikasi sosial ekonomi, kelompok usia, dan jenis kelamin, dengan sedikit penurunan di antara kelas sosial ekonomi bawah.

2. Penetrasi TV kabel masih rendah

Gen Z Masih Nonton TV Konvensional, Jarang Baca Koran dan Majalahilustrasi menonton tayangan TV kabel (pexels.com/cottonbro)

Fakta menarik lainnya, survei dari IDN Research Institute dan Populix menemukan bahwa penetrasi TV kabel tergolong rendah. Ini karena layanan TV kabel terkonsentrasi di beberapa kota-kota besar dan di antara kalangan sosial ekonomi atas dan menengah. 

Penetrasi yang rendah ini karena aksesibilitas yang rendah dalam hal lokasi dan harga. Ini membuatnya eksklusif untuk kalangan sosial ekonomi atas dan menengah, yang mungkin tinggal di area perkotaan dengan infrastruktur digital yang lebih baik dan memiliki lebih banyak pendapatan yang dapat dibelanjakan.

Penetrasi TV kabel di kota-kota besar:

  • Medan: 46 persen.
  • Palembang: 4 persen.
  • Jabodetabek: 23 persen.
  • Bandung: 2 persen.
  • Daerah Istimewa Yogyakarta: 2 persen.
  • Semarang: 11 persen.
  • Surakarta: 8 persen.
  • Banjarmasin: 30 persen.
  • Balikpapan: 36 persen.
  • Surabaya: 7 persen.
  • Makassar: 50 persen.
  • Denpasar: 9 persen.

3. Gen Z masih mendengarkan radio

Gen Z Masih Nonton TV Konvensional, Jarang Baca Koran dan Majalahilustrasi mendengarkan radio di mobil (unsplash.com/David Emrich)

Survei juga menemukan bahwa Gen Z masih mendengarkan radio. Ini ditemukan lebih umum di kalangan sosial ekonomi atas (8 persen), dibandingkan dengan kalangan sosial ekonomi menengah (5 persen) dan menengah ke bawah (4 persen).

Survei menyebut bahwa ini kemungkinan karena pola perilaku, seperti mendengarkan radio saat mengemudi.

4. Gen Z jarang baca koran dan majalah konvensional

Gen Z Masih Nonton TV Konvensional, Jarang Baca Koran dan Majalahilustrasi membaca majalah (pexels.com/cottonbro)

Setelah TV konvensional, digital publishing menjadi media kedua yang paling banyak diakses oleh Gen Z. Survei mencatat sebanyak 42 persen Gen Z melaporkan bahwa mereka telah menggunakan outlet media digital dalam sebulan terakhir. 

Bagaimana dengan koran konvensional? Menurut hasil survei, konsumsi koran konvensional hanya 4 persen, dan ini terkonsentrasi di antara kelompok Gen Z yang lebih tua (usia 21 hingga 24 tahun).

Pergesaran dari media konvensional ke media digital ini telah membuat banyak outlet media besar di Tanah Air untuk mengurangi jumlah produksi media cetak atau menghentikannya.

Selain itu, Gen Z dari kelompok sosial ekonomi menengah ke bawah mengakses media digital (51 persen), dibandingkan dengan kalangan Gen Z menengah ke atas dan menengah (masing-masing 35 persen dan 41 persen). 

Kelompok Gen Z menengah ke atas dan menengah juga masih membaca majalah, walaupun pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan media digital dan koran. Ada kemungkinan majalah merupakan simbol status dan koneksi dibanding tujuan mendapatkan informasi.

5. Media digital lebih banyak diakses oleh perempuan

Gen Z Masih Nonton TV Konvensional, Jarang Baca Koran dan Majalahilustrasi gen Z mengakses media digital (pexels.com/cottonbro)

Survei juga menemukan bahwa lebih banyak perempuan (44 persen), mengakses media digital dibandingkan dengan laki-laki (40 persen). 

Temuan tersebut bisa menjadi pertanda baik dan mungkin bermanfaat dalam membawa ruang redaksi berimbang gender dalam industri media, yang mana banyak yang masih didominasi laki-laki, baik di ruang redaksi maupun pemberitaan, dengan lebih banyak kutipan dari pakar laki-laki yang ditampilkan dibanding perempuan.

Sebagai informasi, IDN Media telah mencapai kesetaraan gender dalam perusahaan, dengan 50,6 persen karyawan perempuan dan 49,4 persen karyawan laki-laki. Sebanyak 6,5 persen dari semua karyawan perempuan memegang posisi kepemimpinan (tingkat manajerial dan di atasnya), dibandingkan dengan 5 persen dari semua pekerja laki-laki.

Representasi perempuan di ruang redaksi membantu mengurangi pemberitaan lelaki-sentris dan bias gender, serta meningkatkan jumlah cerita terkait perempuan yang diproduksi media. 

IDN Media setidaknya memiliki tiga situs web dengan perempuan sebagai pembaca utamanya, yaitu Popbela.com (konten budaya pop dan gaya hidup), Popmama.com (parenting), dan Yummy (makanan dan resep).

Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (IMGS) 2022 yang digelar IDN Media mengusung tema Indonesia Fast Forward. Acara ini berlangsung 2 hari, 29–30 September 2022, di The Tribrata Jakarta, dengan menghadirkan 3 stage, yakni Visionary Leaders by IDN Times, Future is Female by Popbela, dan Talent Trifecta by ICE.

IMGS 2022 menghadirkan 115 pembicara kompeten di berbagai bidang, dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan sampai kepemimpinan milennial. Ajang milennial dan Gen Z terbesar di Tanah Air ini dihadiri lebih dari 4.000 future leader Indonesia. Dalam IMGS 2022, IDN Times juga meluncurkan Indonesia Gen Z and Millennial Report 2022. Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute bekerja sama dengan Populix.

Survei ini digelar pada periode 27 Januari–7 Maret 2022, dengan margin of error kurang dari 5 persen. Melalui survei yang melibatkan 1.000 responden di 12 kota dan daerah aglomerasi ini, IDN Times ingin menyajikan potret yang jelas dan lengkap mengenai Gen Z Indonesia, sehingga bisa memahami dan membentuk mereka lebih baik sebagai calon pemimpin bangsa. Simak hasilnya di IMGS 2022, dan ikuti perkembangannya di situs kami, IDN Times.

Topik:

  • Nurulia
  • Eddy Rusmanto
  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya