Salah satu kegiatan Aprikot . IDN Times/ Dok Aprikot
Meski mengeluh, Jossie menilai secara umum situasi di Tulungagung saat ini cukup kondusif bagi kaum transpuan. Berdasarkan catatannya, belum pernah terjadi diskriminasi di Kota Marmer ini. Mereka bisa diterima oleh semua warga. Bahkan, mereka yang terjerat kasus hukum juga mendapatkan pelayanan setara dengan warga lainnya.
"Diakui atau tidak, senang atau tidak, transpuan ada di tengah masyarakat, kami juga berpartisipasi kepada negara, minimal membayar pajak." ujarnya.
Jumlah transpuan di Tulungagung sendiri diperkirakan mencapai 100 orang. Namun yang aktif dalam Aprikot hanya 45 orang. Dari jumlah total ini, sebanyak 85 persen di antaranya bekerja di berbagai sektor seperti salon, karyawan toko, perias dan lain sebaginya. Sedangkan 15 persen lainnya merupakan Pekerja Seks Komersial (PSK). "Kita tidak menutupi bahwa memang ada dari kita yang masih bekerja sebagai PSK," tuturnya.