Jakarta, IDN Times -Pangdam Jaya Mayjen Deddy Suryadi mengatakan sebagian besar aksi unjuk rasa yang terjadi pekan lalu dilakukan oleh pelajar baik anak SMA Dan STM.
"Massa ini sekarang lebih ke banyak anak-anak SMA maupun STM, dan ini juga bagian daripada yang harus saling jaga bersama warga," ucap Deddy di Balai Kota, Senin (1/9/2025).
Deddy juga meminta maaf pada warga yang tidak nyaman apabila pihaknya melakukan tindakan tegas karena dia bersama Polri akan bersama menjaga keamanan.
"Kami bersama polri juga untuk menjaga keamanan dan kenyamanan dan apapun sekarang yang melakukan tindakan anarkis akan ditindak tegas," ucapnya.
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri mengungkapkan Polda Metro Jaya telah menangkap total 1.240 dalam aksi unjuk rasa sejak 25 sampai 29 Agustus.
"Untuk masa ini kan ada berbagai elemen, ada masyarakat yang pelajar ada juga ada juga masyarakat yang ikut-ikutan dan yang yang udah juga dari mahasiswaa," imbuhnya.
Asep pelaku yang ditangkap telah melakukan aksi perusakan sampai penjarakan yang sudah terdeteksi. Mereka sebagian besar dari Lia Jakrata, yakni Jawa Barat, Banten
"Kita akan melakukan upaya tindakan tegas, penangkapan," ujarnya.
Diketahui aksi demo besar-besaran berujung ricuh terjadi di sejumlah titik di ibu kota, di antaranya kawasan Kramat Kwitang dan Pasar Senen, Jakarta Pusat. Massa memblokir akses jalan, membakar pos polisi, serta merusak rambu lalu lintas di sekitar simpang Pasar Senen, pada Jumat (29/8/2025).
Demo besar-besaran ini dipicu oleh kemarahan warga setelah seorang driver ojol bernama Affan Kurniawan tewas dilindas mobil rantis polisi pada Kamis malam, 28 Agustus 2025. Pada Jumat pagi, jenazahnya telah dimakamkan di TPU Karet Bivak pukul 10.00 WIB.