Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
penulishidupku.com
penulishidupku.com

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bertemu pada Kamis (26/5) di kantor DPD PDI-P DKI Jakarta, Tebet, Jakarta Selatan. Kedua perwakilan partai tersebut bertemu untuk membahas Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. PDI-P dan Gerindra menjajaki kemungkinan 'rujuk' untuk mencari DKI 1 dan 2 seperti 2012 silam.

Mencari "Jokowi-Ahok" yang baru.

Ketua DPD Partai Gerindra, Muhammad Taufik, seperti dikutip dari tempo.co, mengatakan bahwa keinginan mereka adalah mencari pesaing bagi calon independen yang juga Gubernur DKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Taufik pun yakin Gerindra dan PDI-P akan menemukan "Jokowi-Ahok" baru seperti pada Pilgub 2012 silam.

Seperti yang diketahui, kedua partai tersebut bekerjasama mengusung Jokowi-Ahok yang akhirnya menjadi sorotan masyarakat atas hasil kerja mereka. Maka, belajar dari 2012 kemarin, Taufik pun ingin mengulang sejarah yang sama.

Taufik menambahkan kalau Gerindra tidak khawatir dengan kerjasama dengan PDI-P karena sudah biasa berkoalisi. Hanya terpisah saat Pilpres 2014 silam saat Jokowi dan Prabowo bersaing untuk kursi RI 1.

Gerindra dan PDI-P masih mencari yang pas.

Default Image IDN

Taufik pun mengatakan kalau proses seleksi belum mengerucut. Kedua partai akan mencari masing-masing satu nama. Kemudian, paling lambat 30 mei mendatang, Gerindra akan ajukan tiga nama ke pengurus pusat.

Gerindra kemungkinan besar akan mengusung Jenderal bintang tiga Sjafrie Sjamsudin, pengacara Yusril Ihza Mahendra dan pengusaha Sandiaga Uno. Sementara PDI-P masih akan menjaring 26 calon yang telah dipilih dan merupakan pihak internal partai.

Pelaksana Tugas Ketua DPD PDI-P Jakarta, Bambang Dwi Hartono pun yakin akan koalisi mereka. Hal tersebut dinilai berdasarkan Pilkada serentak 2015 silam. Bambang mengatakan bahwa koalisi PDI-P dan Gerindra memenangkan 36 daerah. Maka, Jakarta diyakini bisa jadi kota ke-37.

Ahok pun menanggapi kerjasama mantan partainya.

Default Image IDN

Ahok sendiri mengaku telah mengetahui koalisi tersebut, seperti dikutip dari kompas.com, dan tidak masalah jika keduanya akan menghasilkan "Jokowi-Ahok" yang baru. Ahok menambahkan bahwa dirinya rela kalah di Pilgub, asal tidak kehilangan kepercayaan masyarakat Jakarta yang telah mengumpulkan KTP ke Teman Ahok.

Keinginan untuk maju sebagai calon independen masih dimiliki Ahok, terutama karena KTP yang dikumpulkan pun diakui sudah cukup. Ahok kembali menekankan bahwa kemenangan utama yang dicarinya adalah kemenangan atas kepercayaan rakyat, bukan kemenangan berdasarkan mesin politik.

Namun, ketika maju independen pun Ahok akui bahwa Teman Ahok belum pasti jadi tim sukses (timses). Hal tersebut dikarenakan belum ada pembicaraan lebih lanjut dari Ahok terkait jumlah KTP yang telah terkumpul. Dari 800.000 lebih KTP yang diakui Teman Ahok telah dikumpul, Ahok belum lihat datanya secara langsung.

Jalur Independen yang ditempuh Ahok akan diikuti oleh Heru Budi Hartono sebagai wakilnya. Jadi menurutmu, bisakah Gerindra-PDI-P mencetak "Jokowi-Ahok" lainnya?

Editorial Team