Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi tes swab. (IDN Times/Candra Irawan)
Ilustrasi tes swab. (IDN Times/Candra Irawan)

Jakarta, IDN Times - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan bahwa pada Jumat (28/8/2020), Indonesia mengalami penambahan kasus COVID-19 sebanyak 3.003. Ini menjadi rekor kenaikan tertinggi pada kasus harian. 

Ada empat provinsi yang menyumbangkan kasus COVID-19 terbanyak hari ini yaitu, DKI Jakarta (869 kasus), Jawa Barat (526 kasus), Jawa Timur (417  kasus) dan Jawa Tengah (242 kasus).

1. Sebaran COVID-19 di 34 provinsi di Indonesia

Ilustrasi swab test. ANTARA FOTO/Fauzan

Virus corona telah menyebar ke 485 kabupaten/kota di 34 provinsi Indonesia. Berikut ini data rincian penyebarannya:

1. Aceh 1.449 kasus
2. Bali 4.901 kasus
3. Banten 2.767 kasus
4. Bangka Belitung 235 kasus
5. Bengkulu 329 kasus
6. Yogyakarta 1.326 kasus
7. DKI Jakarta 37.982 kasus
8. Jambi 302 kasus
9. Jawa Barat 10.528 kasus
10. Jawa Tengah 13.467 kasus
11. Jawa Timur 32.113 kasus
12. Kalimantan Barat 611 kasus
13. Kalimantan Timur 3.723 kasus
14. Kalimantan Tengah 2.464 kasus
15. Kalimantan Selatan 8.081 kasus
16. Kalimantan Utara 373 kasus
17. Kepulauan Riau 861 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 2.685 kasus
19. Sumatera Selatan 4.305 kasus
20. Sumatera Barat 1.890 kasus
21. Sulawesi Utara 3.686 kasus
22. Sumatera Utara 6.627 kasus
23. Sulawesi Tenggara 1.501 kasus
24. Sulawesi Selatan 11.756 kasus
25. Sulawesi Tengah 240 kasus
26. Lampung 378 kasus
27. Riau 1.526 kasus
28. Maluku Utara 1.840 kasus
29. Maluku 1.785 kasus
30. Papua Barat 726 kasus
31. Papua 3.735 kasus
32. Sulawesi Barat 384 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 176 kasus
34. Gorontalo 2.035 kasus

2. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui airborne

Ilustrasi Ruang Kantor (IDN Times/Besse Fadhilah)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

3. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 24,6 juta orang

ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Mengutip situs worldometers.info, hingga 28 Agustus 2020 pukul 15.29 WIB, secara global terdapat 24.650.477 orang terpapar virus corona. Kasus terbanyak masih berada di Amerika Serikat dengan 6.048.317 kasus.

Dari 24,6 juta kasus itu, 836.049 di antaranya meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh mencapai 17.107.539 orang.

4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

Ilustrasi tes swab. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. 

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Topics

Editorial Team