Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Agama Nasaruddin Umar
Menteri Agama Nasaruddin Umar (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya sih...

  • Menag sebut pembangunan Al Khoziny menggunakan APBN sebagai bentuk kehadiran negara dalam menjamin kenyamanan dan keamanan santri.

  • Menteri Keuangan belum dapat memastikan keputusan terkait proposal perbaikan ponpes Al Khoziny.

  • Alumni pesantren mengaku tidak pernah membuat proposal pada pemerintah, namun siap menggalang dana secara mandiri untuk pembangunan pesantren.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembangunan kembali Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, merupakan bentuk balas budi negara terhadap jasa nenek moyang yang mendirikan negeri ini.

“Santri itu kan juga manusia. Apalagi pesantren itu 300 tahun lamanya mengabdikan diri untuk menciptakan keadaban Indonesia. Tiba-tiba ada 1.200 orang, bangunannya rusak. Mereka mau belajar di mana? Sementara nenek moyangnya yang ikut menjadikan negeri ini. Apakah salah kalau pemerintah membantu itu? Saya kira ada penyesuaian-penyesuaian bahasa nanti. Itu yang kita harapkan,” ujar Menag di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

1. Alasan pembangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny menggunakan APBN

Cak Imin usai melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (31/3/2025). (IDN Times/Amir Faisol)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menjelaskan pembangunan kembali Pondok Pesantren Al Khoziny menggunakan APBN, merupakan bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam menjamin kenyamanan dan keamanan santri dalam menuntut ilmu.

Menurut Cak Imin, tanggung jawab negara tidak hanya sebatas mendukung pendidikan, tetapi juga memastikan para santri dapat belajar dengan rasa aman.

“Bagi pemerintah, yang utama adalah memberikan perlindungan agar santri bisa belajar dengan aman dan nyaman. Itu merupakan wujud nyata kehadiran pemerintah,” ujar Cak Imin di Kantor Kemenko PM, Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.

2. Kemenkeu belum dapat memastikan

Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya menegaskan Kementerian Keuangan belum dapat mengambil keputusan apapun, sebelum menerima dan menelaah usulan resmi soal pembangunan Al Khoziny pakai APBN. Ia menyebut keputusan akan ditetapkan setelah proposal perbaikan pondok pesantren dipelajari secara menyeluruh.

“Saya belum tahu apa yang terbaik, tapi nanti begitu lihat proposalnya, saya akan putuskan,” ujar Purbaya.


3. Pihak pesantren Al Khoziny tidak pernah membuat proposal

Menteri Agama (Menag), Nassarudin Umar berkunjung ke Ponpes Al Khoziny yang ambruk. (Dok. BNBP)

Perwakilan sekaligus alumni Pondok Pesantren Al Khoziny, Zaenal Abidin, menegaskan pihak pesantren tidak pernah mengajukan proposal maupun meminta bantuan kepada pemerintah terkait rencana pembangunan ulang menggunakan dana APBN.

“Ketika muncul informasi di media bahwa pondok pesantren akan dibangun menggunakan APBN, kami tegaskan bahwa pihak pesantren tidak pernah membuat atau mengajukan proposal pembangunan tersebut,” ujar Zaenal, Sabtu, 18 Oktober 2025.

Meski demikian, Zaenal menyampaikan apresiasinya jika pemerintah memang berniat membantu pembangunan ulang pondok. Ia menilai hal itu akan sangat berarti, terutama jika fokus bantuan diarahkan pada perbaikan struktur bangunan yang sesuai standar nasional.

“Kalau pemerintah merasa perlu hadir dalam proses ini, tentu kami sangat berterima kasih. Misalnya dalam penyusunan set plan atau rancangan konstruksi sesuai standar nasional, kami akan menyambut baik,” ucapnya.

Namun, Zaenal menegaskan, pihak pondok tidak ingin sepenuhnya bergantung pada anggaran pemerintah. Alumni Al Khoziny siap menggalang dana secara mandiri demi kelanjutan pembangunan pesantren. Dia optimistis dukungan dari para alumni, baik di dalam maupun luar negeri, akan mampu memenuhi kebutuhan pembangunan.

"Alumni-alumni kita tidak hanya ada di Indonesia, tapi sekian banyak negara alumni-alumni kita ada di sana, dan insyaallah kami sebagai alumni akan mampu menggerakkan para alumni untuk berdonasi dalam rangka membangun kembali pesantren kita," pungkas dia.

Editorial Team